الخميس، نوفمبر 15

Pengertian Metode dan Media


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
       Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan manusia dari segi intelektual, emosionl, dan spiritual. Upaya ini dilakukan oleh sekelompok manusia yang mampu melaksanakannya, karena seorang pendidik itu harus menuasai ilmu-ilmu yang akan diajarkan. Jika tidak, maka akan terjadi proses pendidikan yang membosankan bahkan mungkin menjadi aktivitas pembodohan. Hal ini diupayakan jangan sampai terjadi karena dapat merusak ahlak manusia dan akan berkembang pada rusaknya masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan islam merupakan proses mendidik yang didalamnya terjadi interaksi antara guru dan murid yang membahas tentang materi-materi keislaman. dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan pendidikan islam, alat atau media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat atau edia merupakan sarana yang membantu proses dalam pembelajaran murid untuk mempermudah penyerapan tanggap murid. Banyak sekali pengaruh positif seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia pendidikan. Namun disamping itu ada juga pengruh negatifnya. Ini merupakan tugas guru untuk bisa mengolah atau mengemas dan mengenalkan teknologi informasi dengan mengambil langkah positif dalam proses pembelajaran.
Dari pernyataan diatas, penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui dan memahami apa saja yang diperlukan dalam proses KBM. Diantara hal-hal tersebut yaitu metode ddan media pendidikan.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari metode dan media?
2.    Bagaimana fungsi metode dan media pendidikaan  dalam konsep islam?
3.    Peranan filsafat dalam pendidikan islam? 

C.  Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui metode dan konsep media islam.
2.    Untuk mengetahui fungsi metode dan media konsep islam.
3.    Untuk mengetahui peranan filsafat dalam pendidikan islam.
4.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam




















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Metode dan Media
1.    Pengertian Metode
Metode berasal dari bahaa latin “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Secara umum atau luas metode atu metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachman (1961), mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid disekolah. Pasaribu dan Simanjuntuk (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa arab metode disebut “tariqah” artinya jalan, cara, system atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu, sedangkan menurut istilah ialah suatu system atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Metode dalam pendidikan islam disini adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim. Alat pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan islam.[1]
Sedangkan pengertian dari media adalah, kat media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama’ dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, pada umumnya media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang fikiran,  perasaan, minat, dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Dengan demikian alat atau media pendidikan memilikki peran yang penting dalam pengjaran khususnya dalam proses pendidikan yaitu sebagai perantara atau alat untuk memudhkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisisen.
Alat atau media memilikki arti dalam segala benda atau bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan islam. Alat atau media pendidikan ini harus seaarah dengan Al-qur’an dan As-sunah, dan tidak boleh bertentangan dengan koridor agama islam.[2]

B.  Bagaimana fungsi metode dan media pendidikan dalam konsep islam
Filsafat pendidikn islam juga sebagai bagian dari filsafat islam, maka dalam menganalisis objek materialnya perlu menggunakan metode pendekatan yang bias dipakai dalam filsafat islam. Berikut ini adalah fungsi dari metode pendidikan dalam konsep islam:
1). Metode spekulatif dan kontemplatif
Bisa berarti merenung atau dalam bahasa arab disebut tafakkur. Merenung itu berate memikirkan sesuatau tanpa ada keharusan kontak langsung dengan objeknya. Metode ini dapat dipakai untuk memikirkan sesuatu yang abstrak, misalnya hakikat hidup menurut islam, sifat Tuhan, takdir, dan lain sebagainya.
2). Metode normatif 
Dimaksudkan sebuah metode yang digunakan untuk mencari dan menetapkan nilai, aturan, atau hukum tertentu. Dalam filsafat pendidikan islam metode ini dipakai untuk mencari nilai aturan, atau hukum yang berkaitan dengan pendidikan islam; sehingga tujuan, proses, bahan, dan semua terlibat dalam pendidikan islam tersebut sesuai dengan nilai, aturan, dan hukum islam yag bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah.

3). Metode analisis konsep
Konsep ini berarti menguraikan seesuatu pengertian yang bersifat tertentu.        Dalam menganalisis suatu konsep itu, digunakan alat komunikasi yang biasa disebut dengan bahasa. Dari uraian atau anlisis bahasa inilah dapat dipahami suatu konsep yang berkaitan dengan probematika pendidikan islam. Misalnya megenai konsep filosofis tentang fitrah, ikhsan, tqwa, bahagia, manusia sempurna, dan lain sebagainya.
4). Metode historis
Historis atau sejarah adalah cara mempelajari filsfat berdasarkan ukuran waktu perkembangan pemikiran filsafat yang telh terjadi, sejak kelahirannya,  sampai sekarang. Metode ini berarti juga menggunakan sejarah sebagai cara untuk mengambil pelajaran peristiwa yang sudah terjadi untuk diproyeksikan  ke masa depan. Dalam filsafat pendidikan islam penggunaan metode ini amat penting, Karena untuk membangun suatu pendidikan islam harus belajar dari sejarah masa lampau yang bisa dijadikan ibrah (percontohan). Al-qur’an banyak menganjurkan agar manusia mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah yang mengandung hukum kausalitas atau hukum sebab akibat.
5).  Metode deduktif
Metode ini berarti penalaran dari suatu kebenaran umum kesuatu hal yang khusus. Metode ini digunakan dalam filsafat, karena pada dasarnya filsafat itu bersifat rasional-logis dan lebih banyak berangkat dari kebenaran-kebenaran yang bersifat umum. Metode ini tepat untuk dijdikan alat mencari kebenaran yang abstrak –logis. Filsafat pendidikan islam juga tepat memakai metode deduktif sebagai metode pokok pemikiran filososfinya.kebenarankebenaran yang bersifat umum dalam Al-qur’an dan sunnah banyak dijelaskan. Dalam nmenganalisis persoalan pendidikan islam, kebenaran umum dapat dijadikan sebagai premis minornya (muqaddimatul kubra) dan dijadikan sarana untuk menghukumi premis minornya (muqoddimatul sughra) sehingga mendapatkan kesimpulan (natijah) yang valid (apa adanya). Misalnya surah Al-Ra’d ayat 11, mengandung premis mayor;  Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.
6). Metode terpadu
Metode terpadu maksudnya memadukan unsure rasional-empiris dengan unsur intuisi. Dalam kaitan ini, ketika menyelesaikan persoalan pendidikan islam, tidak hanya mengandalkan unsur rasional-empiris tetapi juga mengakui keberadaan instuisi dan meggunakannya sebagai metode pencarian kebenaran. Metod einipernah diperaktikkan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. [3]
Demikianlah beberapa metode yang bisa digunakan dalam menganalisis masalah-masalah filosofis yang berkaitan dengan problematika pendidikan islam yang pada dasarnya tetap konsisten dengan metode dan pendekatan filsafat pada umumnya. Pada dasarnya metode dalam filsafat adalah metode rasional dengan langkah-langkah sebagaimana yang ditegaskan oleh Rene Descartes berikut:
a.    Tidak boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini kebenarannya, akan tetapi harus secara hati-hati mengkaji hal-hal tersebut sehingga menjadi jelas, dan pada akhirnya membawa pada sikap yang pasti dan tidak ragu-ragu.
b.    Menganalisis dan mengklasifikannya setiap permasalahan melalui pengkajian yang teliti kedalam sebanyak mungkin bagian yang diperlukan bagi pemecahan yang adequat (memadai).
c.    Menggunakan pikiran dengan cara menganalisis sarn-saran yang paling sederhana dan paling mudah untuk diungkapkan. Setelah itu sedikit demi sedikit meningkat kearah pengetahuan mengenai sasaran-sasaran yang lebih kompleks.
d.   Dalam setiap permasalahan dibuat uraian yang lebih sempurna serta dilakukan peninjauan kembali secara umum, sehingga benar-benar yakin bahwa tidak ada satupun permasalahan yang tinggal.
Keempat langkah yang disarankan oleh Rene Descartes tersebut merupakan langkah-langkah yang harus dipadukan dengan keenam metode dalam filsafat pendidikan islam diatas, sehingga dalam mendekati masalah-masalah filosofis yang berkaitan dengan kependidikan islam yang sangat kompleks dan selalu berkembag, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan solusi bagi masalah-masalah secara akurat (tepat).[4]
Adapun fungsi-fungsi dari media pendidikan menurut konsep islam sebagai berikut:
a.       Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b.      Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret).
c.       Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan)
d.      Semua indera murid dapat diaktifkan.
e.       Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f.       Dapat membagkitkan dunia teori dengan realita.
Adapun menurut Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa fungsi alat/media pendidikan itu adalah:
a.         Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
b.        Mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup (menarik)
c.         Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakan naluri kecintaan, melatihbelajar dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
d.        Membantu pembetukan kebiasaan, melahirkan pendapat memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran.
e.         Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indra memprhalus perasaan dan cepat belajar.
Terkait dengan pedidikan islam, alat/media pendidikan islam memiliki arti segala benda/bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan peendidikan islam. Alat pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk meuntun atau membimbing anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian muslim yang di ridhai Allah Swt. oleh karena itu, alat/media pendidikan ini harus searah dengan Al-Quran dan As-Sunnah dan tidak boleh bertentangan dengan koridor agama islam.
Diantara yang termasuk dalam media atau alat pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.      Pendidik
2.      Lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksanakannya pendidikan formal atau informal.
3.      Sarana dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar.
4.      Perpustakaan, yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada pendidik dan peserta didik.
5.      Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang professional dan sesuai dengan kapabilitasnya.
6.      Metodologi pendidikan dan pendekatan system pengajaran yang professional yang digunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan atau pengajaran lainnya.
7.      Manajemen pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan.
8.      Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan masing-masing memiliki visi misi yang berbeda-beda.
9.      Evaluasi pendidikan dan evaluasi belajar.
10.  Alat-alat bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik belajr mengajar.

C.  .Peranan Filsafat Pendidian Islam
Filsafat Pendidikan Islam sebagai bagian atau atau komponen dari suatu system, ia memegang dan mempunyai peranan tertentu pada system dimana ia merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembagan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat Pendidikan Islam,sebagai bagian dari filsafat  Islm dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian,Filsafat Pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangn-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikanpun akan dilengakapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis islami. [5]
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banayak berperan dalam memberikan alternatife-alternatife pemecahan bebagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan islam, dan memberikan pegarahan teerhadap perkembangan pendidikan Islam.
a.    Pertama-tama filsafat pendidikan Islam, menunjukan problema yang dihadapi oleh pendidikan islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalm, dan berusaha untuk memahami duduk masalahnya. Dengan  analisa  filsafat, maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah melalui prose seleksi terhadap alternatif-alternatif  tersebut, yang mana yang paling efektiif, maka dilaksanakan alternatif tersebut dalam praktek kependidikan.
b.    Filsafat pendidikan islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut islam). Pandagan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan  dengan tujuan hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang opersional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan penidikan.
c.    Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan diperkembangkan. Filsafat Pedidikan Islam menunjukan bahwa potensi pembawaan manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan, atau Al asma al husna, dan dalam mengembangkan sifat-sifat Tuhan tersebut dalam  kehidupan kongkret, tidak boleh mengarah kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan lingkungan yang diperlukan.[6]
d.   Filsafat pendidikan Islam, dalam anlisanya terhadap masalah-masalah penidikan islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini  mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.
Dengan demikian peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu kearah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pedidikan islam, dan kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.[7]














BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Filsafat pendidikan islam merupakan pengetahuan filsafat dan pendidikan yang sangat-sangat penting dalam usaha untuk mencari sebuah batasan eksistensi pendidikan islm yang sangat ideal dalam rangka membangun dan mengembangkan pendidikan islam yang menghasilkan keluaran yang aakan menjadi generasi muslim yang memenuhi tuntutan dan tantangan di era global yang penuh dengan persaingan ini. Degan filsafat pendidikan islam ini, pengembangan pendidikan islam akan menjadi sangat mungkin menjadi sebuah  system dan model pendidikan yang sangat baik, yang kemuadian menjadi sumbangsi bagi perbaikan dunni pendidikan islam secara umum dan khususnya dalam rangka pengembngan pendidikan islam di Indonesia.
Adapun metode dan media konsep islam sebagai berikut:
a.       Metode.
1.)           Metode spekulatif dan kontemplatif
2.)           Metode normatif
3.)            Metode analisis konsep
4.)           Metode historis
5.)           Metode deduktif
6.)           Metode terpadu
b.      Media (alat-alat) 

1.      Pendidik
2.      Lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksanakannya pendidikan formal atau informal.
3.      Sarana dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar.
4.      Perpustakaan, yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada pendidik dan peserta didik.
5.      Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang professional dan sesuai dengan kapabilitasnya.
6.      Metodologi pendidikan dan pendekatan system pengajaran yang professional yang digunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan atau pengajaran lainnya.
7.      Manajemen pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan.
8.      Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan masing-masing memiliki visi misi yang berbeda-beda.
9.      Evaluasi pendidikan dan evaluasi belajar.
10.  Alat-alat bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik belajr mengajar.


B.     Saran dan Kritik
1.      Kepada para pembaca apabila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.
2.      Diharapkan bagi pembaca agar memberi masukan atau kritikan yang bersifat membangun agar makalah ini dapat kami perbaiki menjadi lebih baik







DAFTAR PUSTAKA


Dra.Zuhairini, dkk,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004).
Prof.Dr.H.Haris Abd, M.Ag, Putra Aha Kivah, S.Pd.I,Filsafat Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Jakarta Bumi Aksara,1991)
Drs.H.Ahmadi Abu dan Drs.Uhbiyati Nur,Ilmu Pendidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2015).


[1] Pro.Drs.h.Abd.Haris.M.Ag,Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta:Bumi aksar,1991), hlm. 34.
[2] Ibid, hlm. 35.
[3] Ibid, hlm. 35-38
[4] Prof.Dr.H.Abd.Haris,M.Ag,Filsafat Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Bumi Aksara,1991), hlm. 39.
[5] Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2004), hlm. 134
[6] Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004). hlm. 135.
[7] Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004). Hlm. 136

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق