BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan
manusia dari segi intelektual, emosionl, dan spiritual. Upaya ini dilakukan
oleh sekelompok manusia yang mampu melaksanakannya, karena seorang pendidik itu
harus menuasai ilmu-ilmu yang akan diajarkan. Jika tidak, maka akan terjadi
proses pendidikan yang membosankan bahkan mungkin menjadi aktivitas pembodohan.
Hal ini diupayakan jangan sampai terjadi karena dapat merusak ahlak manusia dan
akan berkembang pada rusaknya masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan islam
merupakan proses mendidik yang didalamnya terjadi interaksi antara guru dan
murid yang membahas tentang materi-materi keislaman. dalam kaitannya dengan
usaha mencapai tujuan pendidikan islam, alat atau media pendidikan atau
pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat atau edia merupakan
sarana yang membantu proses dalam pembelajaran murid untuk mempermudah
penyerapan tanggap murid. Banyak sekali pengaruh positif seiring dengan
berkembangnya teknologi dalam dunia pendidikan. Namun disamping itu ada juga
pengruh negatifnya. Ini merupakan tugas guru untuk bisa mengolah atau mengemas
dan mengenalkan teknologi informasi dengan mengambil langkah positif dalam
proses pembelajaran.
Dari
pernyataan diatas, penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui dan memahami
apa saja yang diperlukan dalam proses KBM. Diantara hal-hal tersebut yaitu
metode ddan media pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari metode dan media?
2. Bagaimana
fungsi metode dan media pendidikaan
dalam konsep islam?
3. Peranan
filsafat dalam pendidikan islam?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui metode dan konsep media islam.
2. Untuk
mengetahui fungsi metode dan media konsep islam.
3. Untuk
mengetahui peranan filsafat dalam pendidikan islam.
4. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode dan Media
1. Pengertian
Metode
Metode
berasal dari bahaa latin “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti
jalan atau ke atau cara ke. Secara umum atau luas metode atu metodik berarti
ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat
tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachman (1961),
mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada
murid-murid disekolah. Pasaribu dan Simanjuntuk (1982), mengatakan bahwa metode
adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Dalam
bahasa arab metode disebut “tariqah” artinya jalan, cara, system atau
ketertiban dalam mengerjakan sesuatu, sedangkan menurut istilah ialah suatu
system atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Metode dalam pendidikan islam
disini adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk bahan atau materi
pendidikan islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim. Alat
pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan termasuk
didalamnya metode pendidikan islam.[1]
Sedangkan
pengertian dari media adalah, kat media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jama’ dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, pada umumnya media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
kepada penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Dengan demikian alat atau
media pendidikan memilikki peran yang penting dalam pengjaran khususnya dalam proses
pendidikan yaitu sebagai perantara atau alat untuk memudhkan proses
belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisisen.
Alat
atau media memilikki arti dalam segala benda atau bentuk yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan islam. Alat ini mencakup apa saja yang dapat
digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan islam. Alat atau media
pendidikan ini harus seaarah dengan Al-qur’an dan As-sunah, dan tidak boleh
bertentangan dengan koridor agama islam.[2]
B. Bagaimana
fungsi metode dan media pendidikan dalam konsep islam
Filsafat
pendidikn islam juga sebagai bagian dari filsafat islam, maka dalam
menganalisis objek materialnya perlu menggunakan metode pendekatan yang bias
dipakai dalam filsafat islam. Berikut ini adalah fungsi dari metode pendidikan
dalam konsep islam:
1).
Metode spekulatif dan kontemplatif
Bisa
berarti merenung atau dalam bahasa arab disebut tafakkur. Merenung itu berate
memikirkan sesuatau tanpa ada keharusan kontak langsung dengan objeknya. Metode
ini dapat dipakai untuk memikirkan sesuatu yang abstrak, misalnya hakikat hidup
menurut islam, sifat Tuhan, takdir, dan lain sebagainya.
2).
Metode normatif
Dimaksudkan sebuah metode yang digunakan
untuk mencari dan menetapkan nilai, aturan, atau hukum tertentu. Dalam filsafat
pendidikan islam metode ini dipakai untuk mencari nilai aturan, atau hukum yang
berkaitan dengan pendidikan islam; sehingga tujuan, proses, bahan, dan semua
terlibat dalam pendidikan islam tersebut sesuai dengan nilai, aturan, dan hukum
islam yag bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah.
3).
Metode analisis konsep
Konsep
ini berarti menguraikan seesuatu pengertian yang bersifat tertentu. Dalam menganalisis suatu konsep itu,
digunakan alat komunikasi yang biasa disebut dengan bahasa. Dari uraian atau
anlisis bahasa inilah dapat dipahami suatu konsep yang berkaitan dengan
probematika pendidikan islam. Misalnya megenai konsep filosofis tentang fitrah,
ikhsan, tqwa, bahagia, manusia sempurna, dan lain sebagainya.
4).
Metode historis
Historis
atau sejarah adalah cara mempelajari filsfat berdasarkan ukuran waktu
perkembangan pemikiran filsafat yang telh terjadi, sejak kelahirannya, sampai sekarang. Metode ini berarti juga
menggunakan sejarah sebagai cara untuk mengambil pelajaran peristiwa yang sudah
terjadi untuk diproyeksikan ke masa
depan. Dalam filsafat pendidikan islam penggunaan metode ini amat penting,
Karena untuk membangun suatu pendidikan islam harus belajar dari sejarah masa
lampau yang bisa dijadikan ibrah (percontohan). Al-qur’an banyak menganjurkan
agar manusia mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah yang mengandung hukum
kausalitas atau hukum sebab akibat.
5).
Metode deduktif
Metode
ini berarti penalaran dari suatu kebenaran umum kesuatu hal yang khusus. Metode
ini digunakan dalam filsafat, karena pada dasarnya filsafat itu bersifat
rasional-logis dan lebih banyak berangkat dari kebenaran-kebenaran yang
bersifat umum. Metode ini tepat untuk dijdikan alat mencari kebenaran yang
abstrak –logis. Filsafat pendidikan islam juga tepat memakai metode deduktif
sebagai metode pokok pemikiran filososfinya.kebenarankebenaran yang bersifat
umum dalam Al-qur’an dan sunnah banyak dijelaskan. Dalam nmenganalisis
persoalan pendidikan islam, kebenaran umum dapat dijadikan sebagai premis
minornya (muqaddimatul kubra) dan dijadikan sarana untuk menghukumi premis
minornya (muqoddimatul sughra) sehingga mendapatkan kesimpulan (natijah) yang
valid (apa adanya). Misalnya surah Al-Ra’d ayat 11, mengandung premis
mayor; Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.
6).
Metode terpadu
Metode
terpadu maksudnya memadukan unsure rasional-empiris dengan unsur intuisi. Dalam
kaitan ini, ketika menyelesaikan persoalan pendidikan islam, tidak hanya
mengandalkan unsur rasional-empiris tetapi juga mengakui keberadaan instuisi
dan meggunakannya sebagai metode pencarian kebenaran. Metod einipernah
diperaktikkan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. [3]
Demikianlah
beberapa metode yang bisa digunakan dalam menganalisis masalah-masalah
filosofis yang berkaitan dengan problematika pendidikan islam yang pada
dasarnya tetap konsisten dengan metode dan pendekatan filsafat pada umumnya. Pada
dasarnya metode dalam filsafat adalah metode rasional dengan langkah-langkah
sebagaimana yang ditegaskan oleh Rene Descartes berikut:
a. Tidak
boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini kebenarannya, akan
tetapi harus secara hati-hati mengkaji hal-hal tersebut sehingga menjadi jelas,
dan pada akhirnya membawa pada sikap yang pasti dan tidak ragu-ragu.
b. Menganalisis
dan mengklasifikannya setiap permasalahan melalui pengkajian yang teliti
kedalam sebanyak mungkin bagian yang diperlukan bagi pemecahan yang adequat
(memadai).
c. Menggunakan
pikiran dengan cara menganalisis sarn-saran yang paling sederhana dan paling
mudah untuk diungkapkan. Setelah itu sedikit demi sedikit meningkat kearah
pengetahuan mengenai sasaran-sasaran yang lebih kompleks.
d. Dalam
setiap permasalahan dibuat uraian yang lebih sempurna serta dilakukan
peninjauan kembali secara umum, sehingga benar-benar yakin bahwa tidak ada
satupun permasalahan yang tinggal.
Keempat
langkah yang disarankan oleh Rene Descartes tersebut merupakan langkah-langkah
yang harus dipadukan dengan keenam metode dalam filsafat pendidikan islam
diatas, sehingga dalam mendekati masalah-masalah filosofis yang berkaitan
dengan kependidikan islam yang sangat kompleks dan selalu berkembag, seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran dan solusi bagi masalah-masalah secara akurat (tepat).[4]
Adapun
fungsi-fungsi dari media pendidikan menurut konsep islam sebagai berikut:
a. Membantu
memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b. Memberikan
pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret).
c. Menarik
perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan)
d. Semua
indera murid dapat diaktifkan.
e. Lebih
menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat
membagkitkan dunia teori dengan realita.
Adapun
menurut Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa fungsi alat/media pendidikan itu
adalah:
a.
Mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
b.
Mampu
mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup (menarik)
c.
Merangsang anak
untuk bekerja dan menggerakan naluri kecintaan, melatihbelajar dan menimbulkan
kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
d.
Membantu
pembetukan kebiasaan, melahirkan pendapat memperhatikan dan memikirkan suatu
pelajaran.
e.
Menimbulkan
kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indra memprhalus perasaan dan cepat
belajar.
Terkait
dengan pedidikan islam, alat/media pendidikan islam memiliki arti segala
benda/bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan peendidikan islam. Alat
pendidikan islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk meuntun atau
membimbing anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi
manusia berkepribadian muslim yang di ridhai Allah Swt. oleh karena itu,
alat/media pendidikan ini harus searah dengan Al-Quran dan As-Sunnah dan tidak
boleh bertentangan dengan koridor agama islam.
Diantara
yang termasuk dalam media atau alat pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Pendidik
2. Lembaga
pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksanakannya pendidikan
formal atau informal.
3. Sarana
dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan,
terutama dalam proses belajar mengajar.
4. Perpustakaan,
yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada
pendidik dan peserta didik.
5. Kecakapan
atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang professional dan
sesuai dengan kapabilitasnya.
6. Metodologi
pendidikan dan pendekatan system pengajaran yang professional yang digunakan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan atau pengajaran lainnya.
7. Manajemen
pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan.
8. Strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga
pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan masing-masing memiliki
visi misi yang berbeda-beda.
9. Evaluasi
pendidikan dan evaluasi belajar.
10. Alat-alat
bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik belajr mengajar.
C. .Peranan
Filsafat Pendidian Islam
Filsafat
Pendidikan Islam sebagai bagian atau atau komponen dari suatu system, ia
memegang dan mempunyai peranan tertentu pada system dimana ia merupakan
bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembagan
ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat Pendidikan
Islam,sebagai bagian dari filsafat Islm
dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan
demikian,Filsafat Pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam,
dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangn-pandangan
filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikanpun akan dilengakapi
dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis islami. [5]
Secara
praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banayak berperan dalam
memberikan alternatife-alternatife pemecahan bebagai macam problem yang
dihadapi oleh pendidikan islam, dan memberikan pegarahan teerhadap perkembangan
pendidikan Islam.
a. Pertama-tama
filsafat pendidikan Islam, menunjukan problema yang dihadapi oleh pendidikan
islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalm, dan berusaha untuk memahami
duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, maka filsafat pendidikan Islam bisa
menunjukan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah melalui
prose seleksi terhadap alternatif-alternatif
tersebut, yang mana yang paling efektiif, maka dilaksanakan alternatif
tersebut dalam praktek kependidikan.
b. Filsafat
pendidikan islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut islam).
Pandagan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia dan sekaligus juga
merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan berperan untuk
menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan
khusus yang operasional. Dan tujuan yang opersional ini berperan untuk
mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan penidikan.
c. Filsafat
pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan
manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan
dan diperkembangkan. Filsafat Pedidikan Islam menunjukan bahwa potensi
pembawaan manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan, atau Al asma al husna,
dan dalam mengembangkan sifat-sifat Tuhan tersebut dalam kehidupan kongkret, tidak boleh mengarah
kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan
memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan lingkungan
yang diperlukan.[6]
d. Filsafat
pendidikan Islam, dalam anlisanya terhadap masalah-masalah penidikan islam masa
kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan
Islam yang berjalan selama ini mampu
mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan
dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberikan
alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.
Dengan
demikian peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu kearah
pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara
otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pedidikan islam, dan
kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pembaharuan praktek dan
pelaksanaan pendidikan Islam.[7]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat
pendidikan islam merupakan pengetahuan filsafat dan pendidikan yang
sangat-sangat penting dalam usaha untuk mencari sebuah batasan eksistensi
pendidikan islm yang sangat ideal dalam rangka membangun dan mengembangkan
pendidikan islam yang menghasilkan keluaran yang aakan menjadi generasi muslim
yang memenuhi tuntutan dan tantangan di era global yang penuh dengan persaingan
ini. Degan filsafat pendidikan islam ini, pengembangan pendidikan islam akan
menjadi sangat mungkin menjadi sebuah
system dan model pendidikan yang sangat baik, yang kemuadian menjadi
sumbangsi bagi perbaikan dunni pendidikan islam secara umum dan khususnya dalam
rangka pengembngan pendidikan islam di Indonesia.
Adapun
metode dan media konsep islam sebagai berikut:
a. Metode.
1.)
Metode
spekulatif dan kontemplatif
2.)
Metode normatif
3.)
Metode analisis konsep
4.)
Metode historis
5.)
Metode deduktif
6.)
Metode terpadu
b. Media
(alat-alat)
1. Pendidik
2. Lembaga
pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksanakannya pendidikan
formal atau informal.
3. Sarana
dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan,
terutama dalam proses belajar mengajar.
4. Perpustakaan,
yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada
pendidik dan peserta didik.
5. Kecakapan
atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang professional dan
sesuai dengan kapabilitasnya.
6. Metodologi
pendidikan dan pendekatan system pengajaran yang professional yang digunakan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan atau pengajaran lainnya.
7. Manajemen
pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan.
8. Strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga
pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan masing-masing memiliki
visi misi yang berbeda-beda.
9. Evaluasi
pendidikan dan evaluasi belajar.
10. Alat-alat
bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik belajr mengajar.
B.
Saran dan Kritik
1.
Kepada
para pembaca apabila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa
meluruskannya.
2.
Diharapkan
bagi pembaca agar memberi masukan atau kritikan yang bersifat membangun agar
makalah ini dapat kami perbaiki menjadi lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
Dra.Zuhairini, dkk,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004).
Prof.Dr.H.Haris Abd, M.Ag, Putra Aha Kivah, S.Pd.I,Filsafat Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Jakarta
Bumi Aksara,1991)
Drs.H.Ahmadi Abu dan Drs.Uhbiyati Nur,Ilmu Pendidikan,(Jakarta:Rineka
Cipta,2015).
[1]
Pro.Drs.h.Abd.Haris.M.Ag,Filsafat
Pendidikan Islam (Yogyakarta:Bumi aksar,1991), hlm. 34.
[2]
Ibid, hlm. 35.
[3]
Ibid, hlm. 35-38
[4]
Prof.Dr.H.Abd.Haris,M.Ag,Filsafat
Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Bumi Aksara,1991), hlm. 39.
[5]
Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan
islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2004), hlm. 134
[6]
Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan
Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004). hlm. 135.
[7]
Dra.Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan
Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2004). Hlm. 136
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق