الثلاثاء، أكتوبر 30

STRATEGI KOMUNIKASI KONSELING


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
                                
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang1
B.     Rumusan Makalah1
C.     Tujuan Makalah2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Komunikasi3
B.     Komponen Strategi Komunikasi4
C.     Tujuan Strategi Komunikasi4
D.    Pentingnya Strategi Komunikasi5
E.     Hakikat Tujuan Gaya dan Strategi Komunikasi6
F.      Beberapa Tampilan Gaya Komunikasi dalam Konseling Tujuan Strategi Konseling7
G.    Perencanaan dan Mengembangkan Strategi Komunikasi yang Efektif dalam Konseling9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan 11
B.     Saran 11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus, yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses sharing di antara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.  Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana teknik operasionalnya.

B.     Rumusan Makalah
1.      Apa pengertian strategi komunikasi?
2.      Apa saja komponen strategi komunikasi?
3.      Bagaimana tujuan strategi komunikasi?
4.      Bagaimana pentingnya strategi komunikasi?
5.      Bagaimana hakikat tujuan gaya strategi komunikasi?
6.      Bagaimana beberapa tampilan gaya komunikasi dalam konseling tujuan strategi konseling?
7.      Bagaimana perencanaan dan mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dalam konseling?




C.    Tujuan Makalah
1.          Untuk memahami pengertian strategi komunikasi.
2.          Untuk memahami komponen strategi komunikasi.
3.          Untuk memahami tujuan strategi komunikasi.
4.          Untuk memahami pentingnya strategi komunikasi.
5.          Untuk memahami hakikat tujuan gaya strategi komunikasi.
6.          Untuk memahami beberapa tampilan gaya komunikasi dalam konseling tujuan strategi konseling.
7.          Untuk memahami perencanaan dan mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dalam konseling.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Strategi Komunikasi
Ketika seseorang memiliki suatu tujuan dan ingin mencapainya dibutuhkan usaha, kerja keras serta strategi yang pas guna memudahkan setiap langkahnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah, mengatakan bahwa strategi ialah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai target yang telah ditetapkan[1], selanjutnya menurut Effendy strategi komunikasi adalah merupakan gabungan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi Komunikai” menyatakan bahwa suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dilakukan, guna mencapai tujuan tertentu[2]. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat[3].
Jadi kesimpulannya adalah strategi komunikasi adalah suatu upaya yang ingin dilakukan oleh seseorang atau kelompok guna mempengaruhi, mengajak, dan meyakinkan orang lain demi tercapainya suatu tujuan.
Dari sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswel yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”[4]. Jadi stratgei komunikasi adalah kemampuan seseorang atau lembaga untuk merekonstruksi pesan agar mampu membuat komunikan percaya dan sependapatdengan keinginan kita.
B.     Komponen Strategi Komunikasi
     Dalam membahas strategi komunikasi tentu tidak lepas membahas komponen strategi komunikasi, lalu untuk memantapkan strategi komunikasi maka segala sesuatu yang berhubungan dengan komponen-komponen itu merupakan jawaban dari pertanyaan dalam rumus Laswell yaitu:
a.       Who?
Siapa? Adalah orang yang ingin menyampaikan pesan serta tujuannya ke orang lain dalam hal ini adalah komunikator ke komunikan.
b.      Say what?
Apa yang ingin disampaikan dalam berkomunikasi atau apa tujuan dia melakukan komunikasi kepada orang lain.
c.       In which channel?
Melalui media apakah sang komunikator dan komunikan melakukan komunikasi.
d.      To who?
Untuk siapa saja strategi itu dilakukan.
e.       With what effect?
Dampak apa yang diberikan dari hasil komunikasi yang telah dilakukan.
      
C.    Tujuan Strategi Komunikasi
Dalam berkomunikasi selain menyampaikan informasi dan juga gagasan tetapi juga harus memiliki tujuan untuk apa komunikasi itu terjadi, adapun tujuan komunikasi antara lain:
a.      To serve understanding
Untuk menciptakan suatu pemahaman kepada lawan bicara kita agar mengerti maksud dan tujuan kita.
b.      To establish acceptance
Cara yang kita gunakan agar orang lain percaya dan menerima apa yang telah kita ucapkan dan rencanakan.
c.       To motive action
Penggiatan untuk memotivasi.
d.      The goals which the communication sought to achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
D.    Pentingnya Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication managemen) untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi (Onong Uchjana Effendy 2003:301)
Strategi komunikasi diperlukan sehingga proses komunikasi antara komunikator daan komunikan, dalam hal ini adalah konselor dan pasien, bisa efektif dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mencakup hal-hal berikut:
a)      Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)
b)      Mengubah opini (to change the opinion)
c)      Mengubah perilaku (to change the behavior)
Menurut Onong Uchjana Effendy (1981: 44), komunikasi yang efektif timbul pada komunikan sering kali di klasifikasikan sebagai berikut:
a)      Efek kognitif: adalah yang terkait dengan pikiran nalar atau rasio, misalnya komunikan yang semula tidak tau, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.
b)      Efek afektif: adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira.
c)      Efek konatif: adalah efek yang berkaitan dengan timbulnya keyakinan dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesa atau message yang ditransmisikan, sikap dan perilaku komunikan pasca proses komunikasi yang tercermin dalam efek konatif.
Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seorang komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut biasanya dapat dipahami bila diketahui pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanya disebt situasi sosial. Jika kita sudah tau sifat-sifat komunikan dan tau pula efej apa yang kita kehendaki dari mereka, membuat strategi dan memilih cara mana yang kita ambiil untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya dengan cara-cara pendekatan maupun media yang harus kita gunakan. Cara bagaimana kita berkomunikasi (how to communication) kita bisa mengmbil salah satu dari dua tatanan dibawah ini.
1)      Komunikasi tatap muka (face to face communication)
2)      Komunikasi bermedia (mediated communication)
       Komunikasi tatap muka biasa dipergunakan apabila kita mengaharapkan efek perubahan pada tingkah laku (behavior change) drai komunikan. Mengapa demikian, karena pada saat kita berkomunikasi memerlukan umpan balik langsung (innediate feedback). Dengan komunikasi tatap muka, secara langsung (antarpribadi) kita dapat melihat dan menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada seseorang. Kita sebagai komunikator bisa mengetahui apakah komunikan memperhatikan dan mengerti apa yang kita komunikasikan, dengan kata lain kita bisa menangkap adanya umpan balik langsung sehingga bisa mengembangkan komunikator dan komunikan untuk saling mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan cara komunikasi yang kita gunakan, bila sebaliknya kita akan mengubah teknik maupun strategi komunikasi kita sehingga komunikasi kita berhasil dan efektif.
E.     Hakikat Tujuan Gaya dan Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu  menunjukkan bagaimana teknik operasionalnya.
Dengan demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikas ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (aproch).
Gaya komunikasi juga penting untuk dipilih sebelum melakukan komunikasi. Gaya komunikasi terdiri dari seperangkat perilaku yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
F.     Beberapa Tampilan Gaya Komunikasi dalam Konseling Tujuan Strategi Konseling
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu ( a specialized of intexpersonal behaviors that are used in a given situation).
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
1)      The controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal denga nama komunikator satu arah atau one way communications.
Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan disbanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan dan umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
2)      The equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
3)      The structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih member perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagai informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan coons dari the Burue of Business Reseach of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan coons menjelaskan mereka bahwa pemerkasa (intiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4)      The dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa paa wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah kritis tersebut.
5)      The relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk member perintah, meskipun hak untuk member perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas untuk pekerjaan yang dibebankannya.
6)      The withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan, ‘Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak pakai dalam kondisi komunikasi organisasi

G.    Perencanaan dan Mengembangkan Strategi Komunikasi yang Efektif dalam Konseling
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya (the communication is in true”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain:
·         Menciptakan suasana yang menguntungkan.
·         Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
·         Pesan yang disampaika dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
·         Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan  atau rewarddi pihak komunikan.

Ada banyak model yang digunakan dalam studi perencanaan komunikasi, mulai dari model yang paling sederhana sampai model yang paling rumit. Namun,perlu diketahui bahwa penggunaan model dan tahapan (langkah-langkah) pelaksanaannya tergantung pada sifat atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Tidak ada model perencanaan komunikasi yang dapat digunakan secara universal (tidak ada yang ideal), melainkan sesuai dengan kondisi dan reaslitas yang ada.
UNESCO membuat langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam perencanaan komunikasi, yaitu:
a)      Mengumpulkan data tentang status sumber daya komunikasi, apakah itu dioperasikan oleh pemerintah, swasta, atau kombinasi antara pemerintah dan swasta.
b)      Melakukan analisis tentang struktur dan sumber daya komunikasi yang ada, berapa banyak surat kabar, stasiun televise dan radio, seta media-media apa saja yang ada dalam masyarakat.
c)      Melakukan analisis kritis terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat terhadap komunikasi, jenis informasi apa yang dibutuhkan, apakah hiburan, pendapat (opini), atau berita.
d)     Melakukan analisis terhadap komponen-komponen komunikasi mulai dari sumber, pesan, saluran atau media, penerimaan, dan umpan balik dari masyarakat.
e)      Melakukan analisis terhadap pengembangan komunikasi, apakah media mengalami kemajuan dalam jumlah tiras (oplah), sebaran, atau peringkat dalam tayangan.
f)       Menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan kebijakan komunikasi yang ada.
Tahapan perencanaan komunikasi yang dibuat oleh UNESCO di atas tentu saja tidak meningkat, tergantung dari kondisi dan keadaan program yang akan dilaksanakan. Hal ini juga diakui bahwa tidak ada satupun model perencanaan komunikasi yang bisa diterima secara umum, melainkan bisa dilakukan modifikasi dengan tujuan yang ingin dicapai.[5]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana teknik operasinya. Dengan demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis yang harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
B.     Saran
Dalam berkomunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan pilih menggunakan bahasa tubuh, gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi dengan kita tersinggung dengan perkataan atau gerak tubuh kita.












DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2003.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta,
2002.

Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung : ARMICO, 1984.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Cangara, Hafied. Perencanaan & Strategi Komunikasi, Jakarta : PT Rajagrafinda, 2013.


[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 109.
[2] Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 301.
[3] Anwar Arifin. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung: ARMICO, 1984), h. 10.
[4] Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2009), h.69-71.
[5] Hafied Cangara. Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013) hlm 67

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق