الأحد، أغسطس 6

TATA CARA PENULISAN NOVEL DAN PUISI



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Novel Unsur-Unsur Novel
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. atau definisi novel adalah  suatu bentuk dari sebuah karya sastra, novel merupakan kisah atau cerita fiksi dalam bentuk tulisan/kata-kata dan memiliki Unsur instrinsik dan juga unsur ekstrinsik.
Sebuah Novel biasanya mengisahkan/Menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya. di dalam sebuah novel, biasanya si Pengarang Berusaha Semaksimal Mungkin Untuk Mengarahkan Si Pembaca Kepada Berbagai Macam Gambaran Realita Kehidupan Melalui Cerita Yang Terkandung Di Dalam Novel Tersebut.
Unsur-Unsur Novel (Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik)
Unsur Intrinsik Novel Adalah Unsur Yang Membangun Karya Sastra Dari Dalam, Diantaranya Bisa Di Baca Di Bawah Ini:
1.      Tema
Tema Adalah Pokok-Pokok Permasalahan Yang Terdapat Di Dalam Sebuah Cerita Novel Yang Di Buat.
2.      Penokohan
Penokohan Adalah Pemberian Watak Atau Karakter Pada Setiap Pelaku Dalam Sebuah Cerita. Para Pelaku/Tokoh Bisa Diketahui Karakternya Dari Ciri Fisik, Cara Bertindaknya, Lingkungan Tempat Tinggal.
3.      Alur
Alur Adalah Rangkaian-Rangkaian Peristiwa Yang Membentuk Jalannya Suatu Cerita Novel. Alur Dibedakan Menjadi 2 (Dua) Bagian, Diantaranya: Alur Maju (Progresif) Yaitu Apabila Peristwa Tersebut Bergerak Secara Bertahap Berdasarkan Urutan Kronologis Menuju Alur Cerita. Sedangkan Alur Mundur (Flash Back Progresif) Yaitu Terjadi Karena Ada Kaitannya Dengan Peristiwa Yang Sedang Berlangsung.
4.      Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Adalah Alat Utama Pengarang Untuk Menggambarkan, Melukiskan Serta Menghidupkan Cerita Secara Estetika. Jenis-Jenis Gaya Bahasa, Diantaranya:
1)      Personifikasi: Personifikasi Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang Mendeskripsikan Macam-Macam Benda Mati Dengan Cara Memberikan Berbagai Macam Sifat-Sifat Seperti Manusia.
2)      Simile (Perumpamaan): Perumpamaan Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang Mendeskripsikan Sesuatu Dengan Pengibaratan.
3)      Hiperbola: Hiperbola Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang Mendeskripsikan Sesuatu Dengan Cara Berlebihan Dengan Maksud Memberikan Efek Yang Berlebihan.
5.      Latar/Setting
Latar Atau Bisa Di Sebut Juga Dengan Setting Adalah Penggambaran Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Dalam Sebuah Cerita Meliputi Waktu, Tempat, Sosial Budaya, Dan Juga Keadaan Lingkungan.
6.      Sudut Pandang
Sudut Pandang Dapat Di Simpulkan, Bahwa Sudut Pandang Merupakan Penempatan Diri Pengarang Dan Juga Cara Pengarang Dalam Melihat Berbagai Macam Kejadian-Kejadian Dalam Cerita Yang Dipaparkannya.
7.       Amanat
Amanat Adalah Pesan Yang Disampaikan, Yang Terdapat Dalam Cerita Dalam Novel Tersebut.
Unsur Ekstrinsik Novel Adalah Suatu Unsur Yang Membangun Karya Sastra, Yang Berasal Dari Luar. Diantaranya Yaitu Kapankah Karya Sastra Itu Dibuat, Latar Belakang Kehidupan Si Pengarang, Latar Belakang Sosial Pengarang Tersebut, Latar Belakang Penciptaan, Biografi Pengarang, Sejarah Dan Lain-Lain.



a)      Jenis-Jenis Novel
Berdasarkan Nyata Atau Tidaknya Sebuah Cerita, Novel Terbagi Menjadi Dua Jenis, Yaitu :
1.      Novel Fiksi, Jenis Novel Yang Satu Ini Yaitu Yang Sesuai Dengan Namanya,Novel Ini Berkisah Tentang Hal Yang Fiktif Dan Tidak Pernah Terjadi, Tokoh, Alur Maupun Latar Belakangnya Hanya Sebuah Rekaan Penulis Saja. Contohnya: Film Twillight Dan Film Harry Potter
2.      Novel Non Fiksinovel Ini Kebalikan Dari Sebuah Novel Fiksi Yaitu Sebuah Novel Yang Mencritakan Tentang Hal Yang Nyata Yang Sudah Pernah Terjadi, Biasanya Jenis Novel Ini Berdasarkan Sebuah Pengalaman Seseorang,Dan Kisah Nyata Atau Berdasarkan Sejarah. Contohnya: Film Laskar Pelangi
Jenis Novel Berdasarkan Genre Cerita, Jenis Novel Ini Di Bagi Menjadi Beberapa Jenis, Yaitu :
1.      Novel Romantic Jenis Novel Yang Satu Ini Bercerita Tentang Seputar Percintaan Dan Kasih Sayang Dari Awal Hingga Akhir. Contohnya : Pada Film Ayat Ayat Cinta, Gita Cinta Dari SMU
2.      Novel Horror Jenis Novel Yang Satu Ini Mempunyai Cerita Tentang Yang Menegangkan, Seram Dan Pastinya Membuat Para Pembaca Novel Ini Berdebar Debar, Pada Umumnya Novel Ini Bercerita Tentang Hal Hal Yang Mistis Atau Seputar Dunia Gaib. Contohnya : Film Bangku Kosong, Hantu Rumah Pondok Indah. Dan Lain Sebgainnya
3.      Novel Misteri Jenis Novel Ini Cerita Nya Lebih Rumit Karena Cerita Jenis Novel Ini Akan Menimbulkan Rasa Penasaran Hingga Akhir Cerita. Contohnya: Jenis-Jenis Novel Karangan Karen Rose Dan Agatha Christie
4.      Novel Komedi Jenis Novel Yang Satu Ini Sesuai Dengan Namanya, Jenis Novel Ini Mengandung Sebuah Unsur Kelucuan Atau Membuat Orang Tertawa Dan Benar Benar Tertidur.
5.      Novel Inspiratif Jenis Novel Yang Satu Ini Yang Ceritanya Mampu Menginspiri Banyak Orang, Pada Umumnya Novel Ini Sarat Akan Sebuah Pesan Moral Atau Hikmah Tertentu Yang Bisa Di Ambil Oleh Sih Pembaca Sehingga Pembaca Merasa Mendapatkan Suatu Dorongan Dan Motivasi Untuk Melakukan Suatu Hal Yang Lebih Baik. Contohnya : Novel Negeri  5 Menara, Laskar Pelangi, Dan Lain Sebgainya.
b)     Ciri-Ciri Novel
1)      Mempunyai Jumlah Katanya Lebih Dari 35.000 Buah.
2)      Mempunyai Jumlah Waktu Rata-Rata Nya  Yang Dipergunakan Dalam Membaca Sebuah Novel Yang Paling Pendek Memakan Waktu Nya Minimal 2 Jam Atau 120 Menit.
3)      Mepunyai Jumlah Halaman Novel Nya Minimal 100 Halaman.
4)      Novel Bergantung Pada Pelaku Dan Mungkin Bisa Lebih Dari Satu Pelaku.
5)      Dalam Novel Menyajikan Lebih Dari Satu Impresi, Efek Dan Emosi.
6)      Mempunyai Skala Novel Nya Luas.
7)      Pada Seleksi Dalam Novel Lebih Luas.
8)      Pada Kelajuan Dalam Novel Kurang Cepat.
9)      Mempunyai Sebuah Unsur-Unsur Kepadatan Dan Intensitas Dalam Sebuah Novel Kurang Diutamakan.
c)      Struktur Novel
Struktur Novel Dalam Karya Sastra Dibagi Menjadi Dua Yaitu Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik. Keduanya Merupakan Unsur Pembangun Sebuah Karya Sastra. Unsur Intrinsik Secara Langsung Membangun Karya Sastra Karena Unsur Ini Berada Di Dalam Cerita. Sedangkan Unsur Ekstrinsik Tidak Secara Langsung Membangun Karya Sastra Karena Unsur Ini Berada Di Luar Cerita.
Adapun Unsur Intrinsik Yang Mendukung Dalam Penelitian Ini Meliputi : (A) Tokoh,  (B) Penokohan,  (C) Alur Atau Plot, Dan (D) Latar Atau Setting.
d)     Tokoh
Menurut Abrams (Dalam Wahyuningtyas 2011: 3) Menyatakan Bahwa Tokoh Cerita Adalah Orang-Orang Yang Dimunculkan Di Dalam Karya Naratif Atau Drama, Oleh Pembaca Ditafsirkan Memiliki Moral Dan Kecenderungan Tertentu.
Menurut Nurgiyantoro (1998: 168) Tokoh Dikatakan Wajar, Relevan, Jika Mencerminkan Dan Mempunyai Kemiripan Manusia Sesungguhnya (Lifelike). Tokoh Cerita Hendaknya Bersifat Alami Memiliki Sifat Lifelikeness, “Kesepertihidupan” Yang Menjadi Bekal Acuan Pada Kehidupan Realitas Sehingga Pembaca Masuk Dan Berusaha Memahami Kehidupan Tokoh Dalam Dunia Fiksi Sebagai Pencerminan Kenyataan Situasional. Realitas Kehidupan Perlu Dipertimbangkan Pula Dalam Kaitannya Dengan Kehidupan Tokoh Cerita Yang Bersifat Kompleks, Sekompleks Berbagai Kemungkinan Kehidupan Itu Sendiri.
Nurgiyantoro (1998: 176-192) Juga Mengklasifikasikan Tokoh Cerita Berdasarkan Sudut Pandang Dan Tinjauan Dibedakan Menjadi Lima Macam Yaitu Berdasarkan Peran, Fungsi Penampilan, Perwatakan, Kriteria, Dan Pencerminan :
1)      Berdasarkan Peranan Atau Tingkat Pentingnya, Dibedakan Menjadi Dua Macam Yaitu Tokoh Utama (Central Character) Dan Tokoh Tambahan (Peripheral Character). Tokoh Utama Merupakan Tokoh Sentral Yang Diutamakan Pencitraannya Dan Sering Dikenai Kejadian, Sedangkan Tokoh Tambahan Keberadaannya Hanya Ada Jika Berkaitan Dengan Tokoh Utama.
2)      Berdasarkan Fungsi Penampilan Dibedakan Menjadi Dua Macam, Yaitu Tokoh Protagonis (Protagonistic Character) Dan Tokoh Antagonis (Antagonistic Character). Dikatakan Tokoh Protagonis Jika Tokoh Tersebut Memerankan Peran Yang Memiliki Sifat Baik, Sedangkan Tokoh Antagonis Adalah Tokoh Yang Memerankan Karakter Jahat.
3)      Berdasarkan Perwatakannya, Tokoh Cerita Dibedakan Menjadi Dua Macam Yaitu Tokoh Sederhana (Simple Atau Flat Character) Dan Tokoh Bulat (Complex Atau Round Character). Dikatakan Tokoh Sederhana Jika Tokoh Tersebut Mudah Dipahami Karena Hanya Mempunyai Satu Kualitas Pribadi Tertentu Atau Sifat Yang Tertentu Juga, Sedangkan Tokoh Bulat Atau Kompleks Adalah Tokoh Yang Sulit Dipahami Dan Tingkah Lakunya Sering Tidak Terduga.
4)      Berdasarkan Kriteria Berkembang Atau Tidaknya Perwatakan, Tokoh Dalam Cerita Dibedakan Menjadi Dua, Yaitu Tokoh Statis (Static Character) Dan Tokoh Berkembang (Developing Character). Tokoh Statis,  Jika Perwatakan Tokoh Tersebut Tidak Mengalami Perkembangan Atau Perubahan Sebagai Akibat Adanya Peristiwa-Peristiwa Yang Terjadi. Tokoh Berkembang Adalah Tokoh Yang Mengalami Perkembangan Atau Perubahan Perwatakan Yang Disebabkan Perubahan Alur (Plot) Yang Dikisahkan.
5)      Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan, Dibedakan Menjadi Dua Macam Yaitu Tokoh Tipikal (Typical Character) Dan Tokoh Netral (Neutral Character). Tokoh Tipikal Adalah Suatu Tokoh Yang Keadaan Individualitasnya Sedikit Ditampilkan Dan Lebih Banyak Menonjolkan Kualitas Pekerjaan Atau Kebangsaannya. Tokoh Netral Adalah Tokoh Cerita Yang Hanya Hidup Dan Bereksistensi Demi Cerita Itu Sendiri.
Berdasarkan Pengertian Tokoh Tersebut Dapat Disimpulkan Bahwa Tokoh Cerita Merupakan Orang-Orang Yang Ditampilkan Dalam Sebuah Karya Sastra Dengan Berbagai Sudut Pandang Dan Tinjauan Yang Ditentukan Oleh Pengarang.

B.      Penokohan
Menurut Nurgiyantoro (1998: 94) Penokohan Merupakan Penyajian Watak Tokoh Penciptaan Citra Tokoh. Penokohan Memberikan Ciri Lahir (Fisik) Maupun Batin (Watak) Tokoh. Masalah Penokohan Dalam Karya Sastra Tidak Semata-Mata Hanya Berhubungan Dengan Masalah Pemilihan Jenis Dan Perwatakan Para Tokoh Cerita Saja, Melainkan Juga Bagaimana Melukiskan Kehadiran Dan Penghadirannya Secara Tepat Sehingga Mampu Menciptakan Dan Mendukung Tujuan Artistik Karya Yang Bersangkutan. Kedua Hal Tersebut Saling Mendukung Dan Melengkapi, Kegagalan Yang Satu Berarti Kegagalan Yang Lain.
Menurut Harjito (2005: 8) Untuk Menggambarkan Tokoh Atau Penokohan Dapat Dilakukan Dengan Dua Cara Yaitu Cara Analitik Dan Cara Dramatik.Cara Analitik Yaitu Pengarang Langsung Memaparkan Tentang Watak Atau Karakter Tokoh,  Menyebutkan Bahwa Tokoh Tersebut Keras Hati, Keras Kepala, Penyayang, Dan Sebagainya. Sedangkan Cara Dramatik (Disebut  Juga Cara Lukis Tidak Langsung) Yaitu Menggambarkan Watak Tidak Diceritakan Langsung, Tetapi Hal Itu Disampaikan Melalui (A) Pemilikan Nama Tokoh, (B) Penggambaran Fisik, (C) Dan Dialog.
C.       Alur Atau Plot
Menurut Stanton (Dalam Nurgiantoro, 1998: 113), Plot Merupakan Sebuah Cerita Yang Berisi Urutan Kejadian, Namun Tiap Kejadian Itu Hanya Dihubungkan Secara Sebab Akibat, Peristiwa Yang Satu Disebabkan Atau Menyababkan Terjadinya Peristiwa Yang Lain.
Pengertian Lain Yang Hampir Sama Dinyatakan Oleh Kenny (Dalam Nurgiantoro, 1998: 113) Yang Mengemukakan Bahwa Plot Merupakan Peristiwa-Peristiwa Yang Ditampilkan Dalam Cerita Yang Tidak Bersifat Sederhana Karena Penyusunan Peristiwa-Peristiwa Tersebut Berdasarkan Kaitan Sebab Akibat.
Menurut Nurgiantoro (1998: 116) Ada Tiga Unsur Yang Esensial Dalam Pengembangan Plot Cerita Yaitu Peristiwa, Konflik, Dan Klimaks.
1)      Peristiwa
Menurut Luxembung, Peristiwa Merupakan Sebagai Peralihan Dari Satu Keadaan Ke Keadaan Lain. Peristiwa-Peristiwa Yang Ditampilkan Dalam Sebuah Cerita Tidak Semua Berfungsi Sebagai Pendukung Plot. Peristiwa Dapat Dibedakan Ke Dalam Tiga Jenis Yaitu Peristiwa Fungsional, Kaitan, Dan Acuan. Peristiwa Fungsional Merupakan Peristiwa-Peristiwa Yang Menentukan Dan Mempengaruhi Perkembangan Plot, Peristiwa Kaitan Merupakan Peristiwa-Peristiwa Yang Berfungsi Mengkaitkan Peristiwa-Peristiwa Penting, Dan Peristiwa Acuan Merupakan Peristiwa Yang Tidak Secara Langsung Berpengaruh Atau Berhubungan Dengan Perkembangan Plot.
2)      Konflik
Menurut Nurgiantoro, Konflik Merupakan Kejadian Penting Yang Berupa Peristiwa Fungsional, Utama Atau Kernel. Konflik Biasanya Berupa Peristiwa-Peristiwa Manusiawi Seru Yang Saling Berkaitan Satu Dengan Yang Lain, Konflik Disini Cenderung Disenangi Pembaca. Bentuk Konflik Dapat Dibedakan Ke Dalam Dua Katagori Yaitu Konflik Eksternal Dan Internal. Konflik Eksternal Merupakan Konflik Yang Terjadi Antara Tokoh Cerita Dengan Sesuatu Yang Di Luar Dirinya Biasa Dengan Lingkungan Alam Ataupun Lingkungan Manusia. Sedangkan Konflik Internal Merupakan Konflik Yang Terjadi Dalam Jiwa Seorang Tokoh Cerita.
3)      Klimaks
Klimaks Menurut Staton, Merupakan Saat Konflik Telah Mencapai Tingkat Intensitas Tetinggi Dan Sesuatu Itu Tidak Dapat Dihindari Kejadiannya. Artinya Berdasarkan Kelogisan Cerita Peristiwa Itu Memang Harus Terjadi Dan Tidak Dapat Dihindari. Jadi Klimaks Dapat Diartikan Titik Pertememuan Antara Dua Hal Kejadian Atau Lebih Yang Dipertentangkan.
Beberapa Pengertian Alur Atau Plot Tersebut Dapat Disimpulkan Bahwa Plot Merupakan Rangkaian Cerita Yang Berurutan Dan Di Dalam Cerita Terdapat Sebuah Periatiwa, Konflik Dan Klimaks
4)      Latar Atau Setting
Menurut Abrams, Menyatakan Bahwa Latar Ialah Landas Lampu, Penyaran Pengertian Tempat Atau Lokasi, Hubungan Waktu, Dan Lingkungan Sosial Tempat Terjadinya Suatu Peristiwa. Nurgiantoro (Dalam Wahyuningtyas, 201:7) Membedakan Pengertian Latar Menjadi Tiga Unsur Pokok, Yaitu (1) Latar Tempat Sasarannya Pada Lokasi Peristiwa Yang Terjadi Dalam Cerita Karya Sastra Misalnya Di Desa, Kota, Tempat Hiburan Dan Lain Sebagainya, (2) Latar Waktu Sasarannya Kapan Kejadian Peristiwa Yang Terjadi Dalam Cerita Karya Sastra Misal Jam, Hari, Tahun Dan Musim, Dan (3) Latar Sosial Sasarannya Pada Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Prilaku Kehidupan Sosial Dalam Masyarakat Yang Diceritakan Dalam Karya Sastra Misalnya Kebudayaan, Kebiasaan Hidup, Keyakinan, Pandangan Hidup, Cara Berfikir Dan Sikap.
Ciri Ciri Novel
Ciri-Ciri Novel Antara Lain:
Ditulis Dengan Gaya Narasi, Yang Terkadang Dicampur Deskripsi Untuk Menggambarkan Suasana
Bersifat Realistis,Artinya Merupakan Tanggapan Pengarang Terhadap Situasi Lingkungannya;
Jumlah Kata Lebih Dari 35.000 Buah
Jumlah Waktu Rata-Rata Yang Dipergunakan Buat Membaca Novel Yang Paling Pendek Diperlukan Waktu Minimal 2 Jam Atau 120 Menit
Jumlah Halaman Novel Minimal 100 Halaman
Novel Bergantung Pada Pelaku Dan Mungkin Lebih Dari Satu Pelaku
Novel Menyajikan Lebih Dari Satu Impresi, Efek Dan Emosi
Skala Novel Luas
Seleksi Pada Novel Lebih Luas
Kelajuan Pada Novel Kurang Cepat
Unsur-Unsur Kepadatan Dan Intensitas Dalam Novel Kurang Diutamakan.
Alur Ceritanya Cukup Kompleks.
3. Tujuan Novel
Hendak Memberikan Informasi Atau Wawasan Dan Memperluas Pengetahuan
Memberikan Pengalaman Estetis Kepada Pembaca
Menyampaikan Maksud Penulis Kepada Pembaca
4. Manfaat Novei
Meningkatkan Memori Otak
Keterampilan Berpikir Kuat
Meningkatkan Kemampuan Mengolah Emosi
Memindahkan Pembaca Ke Dunia Khayalan
Merubah Perwatakan Si Pembaca
Memiliki Stimultan Mental
Mengubah Fungsi Otak
Dapat Mengurangi Situasi Kebosanan
Menambah Pengetahuan
Dapat Mengetahui Perluasan Kosakata
Menemukan Bahasa Baru
Ketenangan
Meningkatkan Kreativitas
Mengaspirasikan Seseorang Menjadi Pemimpin Yang Baik
Semangat Hidup Lebih Tinggi
Mantap Mengenali Diri Sendiri Dan Orang Lain
Menambah Nilai Pendidikan
5. Macam Novel
Ada Dua Macam Novel Secara Umum Yaitu:
Fiksi : Isi Cerita Novel Hanya Berdasarkan Khayalan Penulis Dan Tidak Berdasarkan Cerita Nyata. Baik Dari Alur
Non Fiksi : Isi Cerita Novel Berdasarkan Cerita Nyata.
           Jenis Novel Berdasarkan Genre Cerita
1)        Novel Komedi Sesuai Namanya, Jenis Novel Ini Mengandung Unsur Kelucuan Atau Membuat Orang Tertawa Dan Benar Benar Tertidur.
2)        Novel Horror Jenis Novel Yang Satu Ini Memiliki Cerita Yang Menegangkan, Seram Dan Pastinya Membuat Pembaca Berdebar Debar, Umumnya Bercerita Tentang Hal Hal Yang Mistis Atau Seputar Dunia Gaib.
3)        Novel Romantic Cerita Novel Yang Satu Ini Berkisah Seputar Percintaan Dan Kasih Sayang Dari Awal Hingga Akhir.
4)        Novel Misteri Cerita Dan Jenis Novel Ini Lebih Rumit Karena Akan Menimbulkan Rasa Penasaran Hingga Akhir Cerita.
5)        Novel Inspiratif Jenis Novel Yang Ceritanya Mampu Menginspiri Banyak Orang, Umumnya Novel Ini Sarat Akan Pesan Moral Atau Hikmah Tertentu Yang Bisa Di Ambil Oleh Pembaca Sehingga Pembaca Merasa Mendapat Suatu Dorongan Dan Motivasi Untuk Melakukan Hal Yang Lebih Baik.

B.     Pengertian Puisi
Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran Serta Perasaan Dari Penyair Dan Secara Imajinatif Serta Disusun Dengan Mengonsentrasikan Sebuah Kekuatan Bahasa Dengan Pengonsentrasian Suatu Struktur Fisik Serta Struktur Batinnya. Puisi Ialah Seni Tertulis Yang Menggunakan Bahasa Sebagai Kualitas Estetiknya (Keindahan). Puisi Dibagi Menjadii Dua Yaitu 1. Puisi Lama Dan 2. Puisi Baru.



Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
1. H.B. Jassin
Menurut H.B. Jassin Menyatakan Bahwa Puisi Adalah Sebuah Pengucapan Dengan Sebuah Perasaan Yang Didalamnya Mengandung Sebuah Fikiran-Fikiran Dan Tanggapan-Tanggapan.
2. Ralph Waldo Emerson
Menurut Ralph Waldo Emerson Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Mengajarkan Sebanyak Mungkin Dengan Kata-Kata Yang Sedikit Mungkin.
3. Waluyo
Menurut Waluyo Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Karya Sastra Dengan Bahasa Yang Dipadatkan, Dipersingkat Dan Diberi Irama Dengan Bunyi Yang Padu Dan Pemilihan Sebuah Kata-Kata Kias (Imajinatif).
4. Edwin Arlington Robinson
Menurut Edwin Arlington Robinsonmenyatakan Bahwa Puisi Ialah Suatu Bahasa Yang Menyampaikan Sesuatu Yang Sukar Hendak Dinyatakan, Tidak Diperkirakan Sama Dan Ada Puisi Yang Benar Atau Sebaliknya.
5. Muhammad Hj. Salleh
Menurut Muhammad Hj. Salleh Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Suatu Bentuk Sastra Yang Kental Dengan Music Bahasa Serta Suatu Kebijaksanaan Penyair Dan Tradisinya. Dalam Hali Ini Segala Kekentalan Itu, Maka Puisi Setelah Dibaca Akan Menjadikan Kita Lebih Bijaksana.
6. Usman Awang
Menurut Usman Awang Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Bukanlah Sebuah Nyanyian Orang Putus Asa Yang Mencari Sebuah Ketenangan Dan Kepuasan Dalam Puisi Yang Ditulisnya.



7. Sastrasudjiman
Menurut Kamus Istilah Sastrasudjiman Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Ragam Sastra Yang Bahasanya Terikat Oleh Sebuah Irama, Matra, Rima, Serta Sesuatu Penyusunan Larik Dan Bait.
8. Watt-Dunton
Menurut Watt-Dunton Mmenyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Ekpresi Yang Kongkret Dan Yang Bersifat Artistik Dari Suatu Pikiran Manusia Dalam Bahasa Emosional Dan Berirama.
9. Ralph Waldo Emerson
Menurut Ralph Waldo Emerson  Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Dalam Cara Mengajarkan Sebanyak Mungkin Dengan Kata-Kata Sesedikit Mungkin.
10. Herman J. Waluyo
Menurut Herman J. Waluyo Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran Dan Perasaan Penyair Secara Imajinatif Dan Disusun Dengan Mengonsentrasikan Semua Kekuatan Bahasa Dengan Pengonsentrasian Sebuah Struktur Fisik Dan Struktur Batinnya.
11. Djoko Pradopo
Menurut Djoko Pradopo Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Hasil Aktivitas Pemadatan, Yaitu Suatu Proses Penciptaan Dengan Cara Menangkap Kesan-Kesan Lalu Memadatkannya (Kondensasi).
12 Pradopo
Meurut Pradopo Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Suatu Aktivitas Yang Bersifat Pencurahan Jiwa Yang Padat, Yang Bersifat Sugestif Dan Asosiatif.
13. John Keats
Menurut John Keats Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Usaha Untuk Membaca Indah Dari Membayangkan Sebuah Narasi Proses Pemikiran Atau Logis. Dia Tidak Menyiratkan Sebuah Puisi Yang Tidak Masuk Akal Atau Tidak Mempunyai Narasi.

Jenis-Jenis Puisi
1. Puisi Lama
Puisi Lama Ialah Sebuah Puisi Yang Masih Terikat Oleh Suatu Aturan-Aturan. Aturan Puisi Lama Ini Seperti Jumlah Kata Yang Terdapat Dalam 1 Baris, Jumlah Barisnya Terdapat Dalam 1 Bait, Persajakan Atau Rima, Banyak Suku Kata Pada Tiap Baris, Dan Irama.
Jenis-Jenis Puisi Lama
Ø  Mantra Ialah Suatu Ucapan-Ucapan Yang Masih Dianggap Mempunyai Suatu Kekuatan Gaib
Ø  Pantun Ialah Salah Satu Puisi Lama Yang Memiliki Ciri Yang Bersajak A-B-A-B, Pada Tiap Barisnya Terdiri Atas 8 Hingga 12 Suku Kata, Pada 2 Baris Awal Pantun Disebut Dengan Sampiran, Pada 2 Baris Berikutnya Disebut Dengan Sebagai Isi, Tiap Bait 4 Baris.
Ø  Karmina Ialah Salah Satu Jenis Pantun Yang Kilat Seperti Sebuah Pantun Tetapi Sangat Pendek.
Ø  Seloka Ialah Sebuah Pantun Yang Berkaitan.
Ø  Gurindam Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Terdiri Dari Tiap Bait 2 Baris, Yang Bersajak A-A-A-A, Dan Biasanya Berisi Sebuah Nasihat.
Ø  Syair Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Bersumber Dari Sebuah Negara Arab Dan Yang Mempunyai Ciri Pada Tiap Bait 4 Baris, Bersajak A-A-A-A, Yang Biasanya Berisi Sebuah Nasihat Atau Sebuah Cerita.
Ø  Talibun Ialah Sebuah Pantun Genap Yang Tiap Baitnya Terdiri Dari Sebuah Bilangan Genap Seperti 6, 8, Ataupun 10 Baris.
Ciri-Ciri Puisi Lama
Ø  Puisi Lama Mempunyai Ciri-Ciri Yang Bisanya Berupa Puisi Rakyat Dan Tidak Ada Nya Nama Sih Pengarangnya.
Ø  Pada Puisi Lama Masih Terikat Oleh Berbagai Suatu Aturan-Aturan Yang Seperti Dari Jumlah Baris Pada Setiap Baitnya, Sajak Serta Jumlah Suku Kata Pada Setiap Barisnya.
Ø  Pusi Lama Biasanya Disampaikan Dari Mulut Ke Mulut Dan Bisa Disebut Dengan Sastra Lisan.
Ø  Pada Puisi Lama Menggunakan Sebuah Majas Atau Suatu Gaya Bahasa Tetap Dan Klise.
Ø  Pada Puisi Lama Biasanya Berisikan Tentang Sebuah Kerajaan, Fantastis, Serta Istanasentris.
2. Puisi Baru
Puisi Baru Ialah Sebuah Puisi Yang Sudah Tidak Terikat Oleh Suatu Aturan, Berbeda Dengan Puisi Lama. Puisi Baru Mempunyai Sebuah Bentuk Yang Lebih Bebas Dibandingkan Dengan Puisi Lama Baik Dalam Jumlah Baris, Suku Kata, Ataupun Rima.
Jenis-Jenis Puisi Baru
Ø  Balada Ialah Salah Satu Jenis Puisi Baru. Balada Ialah Sebuah Puisi Tentang Cerita. Balada Terdiri Dari 3 Bait Dan Masing-Masing Dengan 8 Larik Serta Dengan Suatu Skema Rima A-B-A-B-B-C-C-B. Lalu Skema Rima Nya Berubah Menjadi A-B-A-B-B-C-B-C. Pada Larik Terakhir Dalam Suatu Bait Pertama Digunakan Refren Dalam Bait-Bait Selajutnya.
Ø  Himne Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Digunakan Sebagai Sebuah Pujaan Untuk Tuhan, Tanah Air, Atau Seorang Pahlawan.
Ø  Ode Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Sanjungan Bagi Orang Yang Telah Berjasa. Pada Puisi Ini Nada Serta Gayanya Sangat Resmi, Yang Bernada Sangat Anggun, Dan Membahas Sesuatu Yang Mulia, Mempunyai Sifat Yang Menyanjung Baik Itu Terhadap Pribadi Tertentu Atau Suatu Peristiwa Umum.
Ø  Epigram Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Mempunyai Isi Berupa Tuntunan Atau Suatu Ajaran Hidup.
Ø  Romansa Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Luapan Perasaan Penyair Tentang Sebuah Cinta Kasih.
Ø  Elegi Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Kesedihan.
Ø  Satire Salah Satu Jenis Puisi Yang Yang Isinya Berisikan Tentang Sebuah Sindiran Atau Suatu Kritikan.
Ø  Distikon Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Pada Tiap Baitnya Terdiri Dari 2 Baris (Puisi 2 Seuntai).
Ø  Terzinaa Ialah Salah Satu Jenis Puisi Yang Pada Tiap Baitnya Terdiri Dari 3 Baris (Puisi 3 Seuntai).
Ø  Kuatrain Ialah Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 4 Baris (Puisi 4 Seuntai).
Ø  Kuint Ialah Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 5 Baris (Puisi 5 Seuntai).
Ø  Sektet Ialah Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 6 Baris (Puisi 6 Seuntai).
Ø  Septime, Ialah Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 7 Baris (Puisi 7 Seuntai).
Ø  Oktaf Atau Stanza Ialah Salah Satu Jenis Puisi Baru Yang Mempunyai Ciri Pada Tiap Baitnya Terdiri 8 Baris (Double Kutrain Atau Bisa Disebut Dengan Puisi 8 Seuntai).
Ø  Soneta Ialah Salah Satu Jenis Puisi Baru Yang Mempunyai Ciri Yaitu Terdiri Dari 14 Baris Yang Terbagi Menjadi 2,  Pada 2 Bait Pertama Masing-Masing Terdiri Dari 4 Baris Dan Pada 2 Bait Kedua Masing-Masing 3 Baris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Ø  Dapat Diketahui Nama Si Pengarangnya
Ø  Pada Suatu Perkembangannya Secara Lisan Serta Tertulis.
Ø  Puisi Baru Tidak Terikat Dengan Berbagai Aturan-Aturan Seperti Rima, Jumlah Baris Dan Suku Kata.
Ø  Pada Puisi Baru Menggunakan Majas Yang Dinamis Atau Berubah-Ubah.
Ø  Yang Berisikan Tentang Sebuah Kehidupan.
Ø  Pada Puisi Baru Biasanya Lebih Banyak Memakai Sajak Pantun Dan Syair.
Ø  Mempunyai Sebuah Bentuk Yang Lebih Rapi Dan Simetris.
Ø  Mempunyai Sebuah Rima Akhir Yang Teratur.
Ø  Pada Puisi Tiap-Tiap Barisnya Berupa Sebuah Kesatuan Sintaksis.
Unsur-Unsur Puisi
Puisi Harus Mempunyai 2 Unsur Ini Yaitu Struktur Fisik Dan Struktur Batin Puisi,
1.      Struktur Fisik Puisi
Ø  Perwajahan Puisi (Tipografi), Yaitu Suatu Bentuk Puisi Yang Seperti Halaman Yang Tidak Dipenuhi Dengan Kata-Kata, Tepi Kanan-Kiri, Pengaturan Barisnya, Hingga Pada Baris Puisi Yang Tidak Selalu Dimulai Dengan Huruf Kapital Dan Diakhiri Dengan Tanda Titik. Hal Tersebut Menentukan Sebuah Pemaknaan Terhadap Puisi.
Ø  Diksi Adalah Pemilihat Kata-Kata Yang Dilakukan Oleh Sih Penyair Dalam Sebuah Puisinya. Karena Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Sedikit Kata-Katanya Bisa Mengungkapkan Banyak, Oleh Karena Itu Kata-Katanya Harus Dipilih Secermat Mungkin. Pada Pemilihan Kata-Kata Dalam Sebuah Puisi Erat Kaitannya Dengan Makna, Keselarasan Bunyi, Dan Urutan Kata.
Ø  Imaji, Ialah Sebuah Kata Atau Susunan Kata Yang Mengungkapkan Sebuah Pengalaman Indrawi, Misalnya Sebuah Penglihatan, Pendengaran, Dan Perasaan. Imaji Ini Terbagi Atas Tiga Yaitu Imaji Suara (Auditif), Imaji Penglihatan (Visual), Dan Imaji Raba Atau Sentuh (Imaji Taktil). Imaji Mengakibatkan Sih Pembaca Seakan-Akan Melihat, Mendengar, Dan Merasakan Apa Yang Dialami Oleh Penyair.
Ø  Kata Konkret, Ialah Sebuah Kata Yang Memungkinkan Memunculkan Sebuah Imaji Karena Bisa Ditangkap Indera Yang Mana Kata Ini Berhubungan Dengan Suatu Kiasan Atau Lambang. Seperti Kata Konkret "Salju" Yang Dimana Melambangkan Sebuah Kebekuan Cinta, Kehampaan Hidup, Dll, Sedangkan Pada Kata Kongkret "Rawa-Rawa" Melambangkan Sebuah Tempat Kotor, Tempat Hidup, Bumi, Kehidupan Dan Lain Sebaginya.
Ø  Gaya Bahasa, Ialah Suatu Penggunaan Bahasa Dengan Menghidupkan Atau Meningkatkan Suatu Efek Dan Menimbulkan Sebuah Konotasi Tertentu Dengan Bahasa Figuratif Yang Menyebabkan Sebuah Puisi Menjadi Prismatis, Yang Artinya Memancarkan Banyak Makna Atau Kaya Makna. Gaya Bahasa Ini Disebut Dengan Majas. Macam-Macam Majas Yaitu Antara Lain Metafora, Simile, Personifikasi, Litotes, Ironi, Sinekdoke, Eufemisme, Repetisi, Anafora, Pleonasme, Antitesis, Alusio, Klimaks, Antiklimaks, Satire, Pars Pro Toto, Totem Pro Parte, Hingga Paradoks
Ø  Rima/Irama Ialah Sebuah Persamaan Bunyi Puisi Yang Baik Di Awal, Tengah, Dan Akhir Baris Puisi. Rima Mencakup Yakni: Onomatope (Sebuah Tiruan Terhadap Bunyi Seperti /Ng/ Yang Memberikan Suatu Efek Magis Puisi Staudji C. B); Bentuk Intern Pola Bunyi (Aliterasi, Asonansi, Persamaan Akhir, Persamaan Awal, Sajak Berselang, Sajak Berparuh, Sajak Penuh, Repetisi Bunyi (Kata), Dan Sebagainya; Pengulangan Sebuah Kata/Ungkapan Ritma Ialah Tinggi Rendah, Panjang Pendek, Keras Lemahnya Bunyi. Rima Sangat Menonjol Dalam Pembacaan Sebuah Puisi.
2.      Struktur Batin Puisi
Ø  Tema/Makna (Sense); Media Pusi Ialah Suatu Bahasa. Tataran Bahasa Ialah Suatu Hubungan Tanda Dengan Makna, Maka Pusi Harus Mempunyai Sebuah Makna Ditipa Kata, Baris, Bait, Dan Makna Keseluruhan.
Ø  Rasa (Feeling) Yaitu Suatu Sikap Penyair Yang Mengenai Pokok Permasalahan Yang Terdapat Di Dalam Puisinya. Pengungkapan Tema Dan Rasa Erat Kaitannya Akan Sebuah Latar Belakang Sosial Dan Psikologi Penyair, Misalnya Seperti Latar Belakang Pendidikan, Agama, Jenis Kelamin, Kelas Sosial, Kedudukan Dalam Sebuah Masyarakat, Usia, Pengalaman Sosiologis Dan Psikologis, Dan Dalam Pengetahuan. Pada Kedalaman Pengungkapan Sebuah Tema Dan Ketetapan Dalam Menyikapi Sebuah Masalah Tidak Tergantung Dari Sebuah Kemampuan Penyair Memilih Sebuah Kata-Kata, Rima, Gaya Bahasa, Dan Bentuk Puisi Saja, Namun Juga Dari Sebuah Wawasan, Pengetahuan, Pengalaman, Dan Keperibadian Yang Terbentuk Oleh Suatu Latar Belakang Sosiologis Dan Psikologisnya.
Ø  Nada (Tone)  Ialah Suatu Sikap Penyair Terdapat Pembacanya. Nada Berhubungan Dengan Tema Dan Rasa. Penyair Bisa Menyampaikan Suatu Tema Baik Dengan Suatu Nada Yang Menggurui, Mendikte, Bekerja Sama Dengan Pembaca Dalam Pemecahan Sebuah Masalah, Menyerahkan Masalah Kepada Sih Pembaca, Dengan Nada Sombong, Menganggap Bodoh Dan Rendah Pembaca, Dan Lain Sebagainya.
Ø  Amanat/Tujuan Maksud (Intention) Yaitu Sebuah Pesan Yang Akan Disampaikan Oleh Sih Penyair Kepada Sih Pembaca Yang Terdapat Di Dalam Puisi Tersebut.
Langkah-Langkah Menulis Puisi :
3.      Menentukan Tema
Tema Adalah Suatu Gagasan Yang Kamu Tuangkan Dalam Sebuah Bentuk Puisi. Misalkan Puisi Bertemakan Tentang Lingkungan Masyarakat, Keindahan Alam, Kasih Sayang Dan  Sebagainya..
4.      Suasana Puisi
Suasana Puisi Maksudnya Suatu Gambaran Tentang Perasaan Seseorang Dalammembuat  Puisi. Jika Sedang Bahagia Bahasa Yang Digunakan Harulah Romantis, Lembut, Dan Indah. Begitu Juga Sebaliknya Jika Suasana Yang Dirasakan Sedang Sedih, Bimbang, Penggunaan Bahasa Dalam Membuat Puisi Menggunakan Bahasa Yang Sinis Dan Keras.
5.      Mendaftar Kata-Kata Yang Sesuai
Dalam Puisi Haruslah Mendaftar Atau Menggunakan Kata-Kata Yang Diwarnai Dengan Ungkapan Yang Bermakna. Misalnya Ibu, Luasnya Semesta Tak Seluas Rasaku Padamu.
6.      Memilih Diksi
Diksi Adalah Pemilihan Kata. Kata-Kata Dalam Setiap Puisi Haruslah Cenderung Menggunakan Kata-Kata Yang Memberikan Nilai Rasa Tertentu.
Dengan Demikian, Puisi Adalah Suatu Ungkapan Yang Dirasakan Dalam Hati Dan Dituangkan Dalam Sebuah Tulisan. Penulisan Puisi Haruslah Menggunakan Kata-Kata Yang Sesuai. Jika Sedang Bahagia, Gunakanlah Kata-Kata Dan Bahasa Yang Menggambarkan Tentang Kebagiaan. Dalam Penulisan Puisi Haruslah Menggunakan Langkah-Langkah Yang Telah Tertera Diatas. Pembacaannyapun Harus Menggunakan Intonasi, Ekspresi Dan Pelafalan Yang Baik Dan Benar. Agar Pendengar Dapat Menikmati Dan Memahami Tujuan Dari Puisi Tersebut.  Jangan Lupa Baca Juga Mengetahui Unsur Intrinsik Dari Cerpen,




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Novel Adalah Suatu Bentuk Karya Sastra Yang Berbentuk Prosa Yang Mempunyai Unsur-Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik. Atau Definisi Novel Adalah Novel Yaitu Suatu Bentuk Dari Sebuah Karya Sastra, Novel Merupakan Kisah Atau Cerita Fiksi Dalam Bentuk Tulisan/Kata-Kata Dan Memiliki Unsur Instrinsik Dan Juga Unsur Ekstrinsik.
Puiisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran Serta Perasaan Dari Penyair Dan Secara Imajinatif Serta Disusun Dengan Mengonsentrasikan Sebuah Kekuatan Bahasa Dengan Pengonsentrasian Suatu Struktur Fisik Serta Struktur Batinnya.




DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnain, Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia Di TVRI, Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta. 1990
Rahardi, Kunjuna, Penyuntingan Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2002
Arifin E. Zaenal dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Akapres, Jakarta, 2004

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق