BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Novel Unsur-Unsur Novel
Novel adalah suatu bentuk karya
sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik. atau definisi novel adalah
suatu bentuk dari sebuah karya sastra, novel merupakan kisah atau cerita
fiksi dalam bentuk tulisan/kata-kata dan memiliki Unsur instrinsik dan juga
unsur ekstrinsik.
Sebuah Novel biasanya
mengisahkan/Menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan juga sesamanya. di dalam sebuah novel, biasanya si Pengarang
Berusaha Semaksimal Mungkin Untuk Mengarahkan Si Pembaca Kepada Berbagai Macam
Gambaran Realita Kehidupan Melalui Cerita Yang Terkandung Di Dalam Novel
Tersebut.
Unsur-Unsur Novel (Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik)
Unsur Intrinsik Novel Adalah Unsur
Yang Membangun Karya Sastra Dari Dalam, Diantaranya Bisa Di Baca Di Bawah Ini:
1.
Tema
Tema Adalah Pokok-Pokok Permasalahan
Yang Terdapat Di Dalam Sebuah Cerita Novel Yang Di Buat.
2.
Penokohan
Penokohan Adalah Pemberian Watak
Atau Karakter Pada Setiap Pelaku Dalam Sebuah Cerita. Para Pelaku/Tokoh Bisa
Diketahui Karakternya Dari Ciri Fisik, Cara Bertindaknya, Lingkungan Tempat
Tinggal.
3.
Alur
Alur Adalah Rangkaian-Rangkaian
Peristiwa Yang Membentuk Jalannya Suatu Cerita Novel. Alur Dibedakan Menjadi 2
(Dua) Bagian, Diantaranya: Alur Maju (Progresif) Yaitu Apabila Peristwa
Tersebut Bergerak Secara Bertahap Berdasarkan Urutan Kronologis Menuju Alur
Cerita. Sedangkan Alur Mundur (Flash Back Progresif) Yaitu Terjadi Karena Ada
Kaitannya Dengan Peristiwa Yang Sedang Berlangsung.
4.
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Adalah Alat Utama
Pengarang Untuk Menggambarkan, Melukiskan Serta Menghidupkan Cerita Secara
Estetika. Jenis-Jenis Gaya Bahasa, Diantaranya:
1)
Personifikasi: Personifikasi Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang
Mendeskripsikan Macam-Macam Benda Mati Dengan Cara Memberikan Berbagai Macam
Sifat-Sifat Seperti Manusia.
2)
Simile (Perumpamaan): Perumpamaan Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang
Mendeskripsikan Sesuatu Dengan Pengibaratan.
3)
Hiperbola: Hiperbola Adalah Suatu Gaya Bahasa Yang Mendeskripsikan
Sesuatu Dengan Cara Berlebihan Dengan Maksud Memberikan Efek Yang Berlebihan.
5.
Latar/Setting
Latar Atau Bisa Di Sebut Juga Dengan
Setting Adalah Penggambaran Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Dalam Sebuah Cerita
Meliputi Waktu, Tempat, Sosial Budaya, Dan Juga Keadaan Lingkungan.
6.
Sudut Pandang
Sudut Pandang Dapat Di Simpulkan,
Bahwa Sudut Pandang Merupakan Penempatan Diri Pengarang Dan Juga Cara Pengarang
Dalam Melihat Berbagai Macam Kejadian-Kejadian Dalam Cerita Yang Dipaparkannya.
7.
Amanat
Amanat Adalah Pesan Yang
Disampaikan, Yang Terdapat Dalam Cerita Dalam Novel Tersebut.
Unsur Ekstrinsik Novel Adalah Suatu
Unsur Yang Membangun Karya Sastra, Yang Berasal Dari Luar. Diantaranya Yaitu
Kapankah Karya Sastra Itu Dibuat, Latar Belakang Kehidupan Si Pengarang, Latar
Belakang Sosial Pengarang Tersebut, Latar Belakang Penciptaan, Biografi
Pengarang, Sejarah Dan Lain-Lain.
a)
Jenis-Jenis Novel
Berdasarkan Nyata Atau Tidaknya
Sebuah Cerita, Novel Terbagi Menjadi Dua Jenis, Yaitu :
1.
Novel Fiksi, Jenis Novel Yang Satu Ini Yaitu Yang Sesuai Dengan
Namanya,Novel Ini Berkisah Tentang Hal Yang Fiktif Dan Tidak Pernah Terjadi,
Tokoh, Alur Maupun Latar Belakangnya Hanya Sebuah Rekaan Penulis Saja.
Contohnya: Film Twillight Dan Film Harry Potter
2.
Novel Non Fiksinovel Ini Kebalikan Dari Sebuah Novel Fiksi Yaitu
Sebuah Novel Yang Mencritakan Tentang Hal Yang Nyata Yang Sudah Pernah Terjadi,
Biasanya Jenis Novel Ini Berdasarkan Sebuah Pengalaman Seseorang,Dan Kisah
Nyata Atau Berdasarkan Sejarah. Contohnya: Film Laskar Pelangi
Jenis Novel Berdasarkan Genre
Cerita, Jenis Novel Ini Di Bagi Menjadi Beberapa Jenis, Yaitu :
1.
Novel Romantic Jenis Novel Yang Satu Ini Bercerita Tentang Seputar
Percintaan Dan Kasih Sayang Dari Awal Hingga Akhir. Contohnya : Pada Film Ayat
Ayat Cinta, Gita Cinta Dari SMU
2.
Novel Horror Jenis Novel Yang Satu Ini Mempunyai Cerita Tentang
Yang Menegangkan, Seram Dan Pastinya Membuat Para Pembaca Novel Ini Berdebar
Debar, Pada Umumnya Novel Ini Bercerita Tentang Hal Hal Yang Mistis Atau
Seputar Dunia Gaib. Contohnya : Film Bangku Kosong, Hantu Rumah Pondok Indah.
Dan Lain Sebgainnya
3.
Novel Misteri Jenis Novel Ini Cerita Nya Lebih Rumit Karena Cerita
Jenis Novel Ini Akan Menimbulkan Rasa Penasaran Hingga Akhir Cerita. Contohnya:
Jenis-Jenis Novel Karangan Karen Rose Dan Agatha Christie
4.
Novel Komedi Jenis Novel Yang Satu Ini Sesuai Dengan Namanya, Jenis
Novel Ini Mengandung Sebuah Unsur Kelucuan Atau Membuat Orang Tertawa Dan Benar
Benar Tertidur.
5.
Novel Inspiratif Jenis Novel Yang Satu Ini Yang Ceritanya Mampu
Menginspiri Banyak Orang, Pada Umumnya Novel Ini Sarat Akan Sebuah Pesan Moral
Atau Hikmah Tertentu Yang Bisa Di Ambil Oleh Sih Pembaca Sehingga Pembaca
Merasa Mendapatkan Suatu Dorongan Dan Motivasi Untuk Melakukan Suatu Hal Yang
Lebih Baik. Contohnya : Novel Negeri 5
Menara, Laskar Pelangi, Dan Lain Sebgainya.
b)
Ciri-Ciri Novel
1)
Mempunyai Jumlah Katanya Lebih Dari 35.000 Buah.
2)
Mempunyai Jumlah Waktu Rata-Rata Nya Yang Dipergunakan Dalam Membaca Sebuah Novel
Yang Paling Pendek Memakan Waktu Nya Minimal 2 Jam Atau 120 Menit.
3)
Mepunyai Jumlah Halaman Novel Nya Minimal 100 Halaman.
4)
Novel Bergantung Pada Pelaku Dan Mungkin Bisa Lebih Dari Satu
Pelaku.
5)
Dalam Novel Menyajikan Lebih Dari Satu Impresi, Efek Dan Emosi.
6)
Mempunyai Skala Novel Nya Luas.
7)
Pada Seleksi Dalam Novel Lebih Luas.
8)
Pada Kelajuan Dalam Novel Kurang Cepat.
9)
Mempunyai Sebuah Unsur-Unsur Kepadatan Dan Intensitas Dalam Sebuah
Novel Kurang Diutamakan.
c)
Struktur Novel
Struktur Novel Dalam Karya Sastra
Dibagi Menjadi Dua Yaitu Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik. Keduanya Merupakan
Unsur Pembangun Sebuah Karya Sastra. Unsur Intrinsik Secara Langsung Membangun
Karya Sastra Karena Unsur Ini Berada Di Dalam Cerita. Sedangkan Unsur
Ekstrinsik Tidak Secara Langsung Membangun Karya Sastra Karena Unsur Ini Berada
Di Luar Cerita.
Adapun Unsur Intrinsik Yang
Mendukung Dalam Penelitian Ini Meliputi : (A) Tokoh, (B) Penokohan, (C) Alur Atau Plot, Dan (D) Latar Atau
Setting.
d)
Tokoh
Menurut Abrams (Dalam Wahyuningtyas
2011: 3) Menyatakan Bahwa Tokoh Cerita Adalah Orang-Orang Yang Dimunculkan Di
Dalam Karya Naratif Atau Drama, Oleh Pembaca Ditafsirkan Memiliki Moral Dan Kecenderungan
Tertentu.
Menurut Nurgiyantoro (1998: 168)
Tokoh Dikatakan Wajar, Relevan, Jika Mencerminkan Dan Mempunyai Kemiripan
Manusia Sesungguhnya (Lifelike). Tokoh Cerita Hendaknya Bersifat Alami Memiliki
Sifat Lifelikeness, “Kesepertihidupan” Yang Menjadi Bekal Acuan Pada Kehidupan
Realitas Sehingga Pembaca Masuk Dan Berusaha Memahami Kehidupan Tokoh Dalam
Dunia Fiksi Sebagai Pencerminan Kenyataan Situasional. Realitas Kehidupan Perlu
Dipertimbangkan Pula Dalam Kaitannya Dengan Kehidupan Tokoh Cerita Yang
Bersifat Kompleks, Sekompleks Berbagai Kemungkinan Kehidupan Itu Sendiri.
Nurgiyantoro (1998: 176-192) Juga
Mengklasifikasikan Tokoh Cerita Berdasarkan Sudut Pandang Dan Tinjauan
Dibedakan Menjadi Lima Macam Yaitu Berdasarkan Peran, Fungsi Penampilan, Perwatakan,
Kriteria, Dan Pencerminan :
1)
Berdasarkan Peranan Atau Tingkat Pentingnya, Dibedakan Menjadi Dua
Macam Yaitu Tokoh Utama (Central Character) Dan Tokoh Tambahan (Peripheral
Character). Tokoh Utama Merupakan Tokoh Sentral Yang Diutamakan Pencitraannya
Dan Sering Dikenai Kejadian, Sedangkan Tokoh Tambahan Keberadaannya Hanya Ada
Jika Berkaitan Dengan Tokoh Utama.
2)
Berdasarkan Fungsi Penampilan Dibedakan Menjadi Dua Macam, Yaitu
Tokoh Protagonis (Protagonistic Character) Dan Tokoh Antagonis (Antagonistic
Character). Dikatakan Tokoh Protagonis Jika Tokoh Tersebut Memerankan Peran
Yang Memiliki Sifat Baik, Sedangkan Tokoh Antagonis Adalah Tokoh Yang
Memerankan Karakter Jahat.
3)
Berdasarkan Perwatakannya, Tokoh Cerita Dibedakan Menjadi Dua Macam
Yaitu Tokoh Sederhana (Simple Atau Flat Character) Dan Tokoh Bulat (Complex
Atau Round Character). Dikatakan Tokoh Sederhana Jika Tokoh Tersebut Mudah
Dipahami Karena Hanya Mempunyai Satu Kualitas Pribadi Tertentu Atau Sifat Yang
Tertentu Juga, Sedangkan Tokoh Bulat Atau Kompleks Adalah Tokoh Yang Sulit
Dipahami Dan Tingkah Lakunya Sering Tidak Terduga.
4)
Berdasarkan Kriteria Berkembang Atau Tidaknya Perwatakan, Tokoh
Dalam Cerita Dibedakan Menjadi Dua, Yaitu Tokoh Statis (Static Character) Dan
Tokoh Berkembang (Developing Character). Tokoh Statis, Jika Perwatakan Tokoh Tersebut Tidak
Mengalami Perkembangan Atau Perubahan Sebagai Akibat Adanya Peristiwa-Peristiwa
Yang Terjadi. Tokoh Berkembang Adalah Tokoh Yang Mengalami Perkembangan Atau
Perubahan Perwatakan Yang Disebabkan Perubahan Alur (Plot) Yang Dikisahkan.
5)
Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan, Dibedakan Menjadi Dua Macam
Yaitu Tokoh Tipikal (Typical Character) Dan Tokoh Netral (Neutral Character).
Tokoh Tipikal Adalah Suatu Tokoh Yang Keadaan Individualitasnya Sedikit
Ditampilkan Dan Lebih Banyak Menonjolkan Kualitas Pekerjaan Atau Kebangsaannya.
Tokoh Netral Adalah Tokoh Cerita Yang Hanya Hidup Dan Bereksistensi Demi Cerita
Itu Sendiri.
Berdasarkan Pengertian Tokoh
Tersebut Dapat Disimpulkan Bahwa Tokoh Cerita Merupakan Orang-Orang Yang
Ditampilkan Dalam Sebuah Karya Sastra Dengan Berbagai Sudut Pandang Dan
Tinjauan Yang Ditentukan Oleh Pengarang.
B. Penokohan
Menurut Nurgiyantoro (1998: 94)
Penokohan Merupakan Penyajian Watak Tokoh Penciptaan Citra Tokoh. Penokohan
Memberikan Ciri Lahir (Fisik) Maupun Batin (Watak) Tokoh. Masalah Penokohan
Dalam Karya Sastra Tidak Semata-Mata Hanya Berhubungan Dengan Masalah Pemilihan
Jenis Dan Perwatakan Para Tokoh Cerita Saja, Melainkan Juga Bagaimana
Melukiskan Kehadiran Dan Penghadirannya Secara Tepat Sehingga Mampu Menciptakan
Dan Mendukung Tujuan Artistik Karya Yang Bersangkutan. Kedua Hal Tersebut
Saling Mendukung Dan Melengkapi, Kegagalan Yang Satu Berarti Kegagalan Yang
Lain.
Menurut Harjito (2005: 8) Untuk
Menggambarkan Tokoh Atau Penokohan Dapat Dilakukan Dengan Dua Cara Yaitu Cara
Analitik Dan Cara Dramatik.Cara Analitik Yaitu Pengarang Langsung Memaparkan
Tentang Watak Atau Karakter Tokoh,
Menyebutkan Bahwa Tokoh Tersebut Keras Hati, Keras Kepala, Penyayang,
Dan Sebagainya. Sedangkan Cara Dramatik (Disebut Juga Cara Lukis Tidak Langsung) Yaitu
Menggambarkan Watak Tidak Diceritakan Langsung, Tetapi Hal Itu Disampaikan
Melalui (A) Pemilikan Nama Tokoh, (B) Penggambaran Fisik, (C) Dan Dialog.
C. Alur Atau Plot
Menurut Stanton (Dalam Nurgiantoro,
1998: 113), Plot Merupakan Sebuah Cerita Yang Berisi Urutan Kejadian, Namun
Tiap Kejadian Itu Hanya Dihubungkan Secara Sebab Akibat, Peristiwa Yang Satu
Disebabkan Atau Menyababkan Terjadinya Peristiwa Yang Lain.
Pengertian Lain Yang Hampir Sama
Dinyatakan Oleh Kenny (Dalam Nurgiantoro, 1998: 113) Yang Mengemukakan Bahwa
Plot Merupakan Peristiwa-Peristiwa Yang Ditampilkan Dalam Cerita Yang Tidak
Bersifat Sederhana Karena Penyusunan Peristiwa-Peristiwa Tersebut Berdasarkan
Kaitan Sebab Akibat.
Menurut Nurgiantoro (1998: 116) Ada
Tiga Unsur Yang Esensial Dalam Pengembangan Plot Cerita Yaitu Peristiwa,
Konflik, Dan Klimaks.
1) Peristiwa
Menurut Luxembung, Peristiwa
Merupakan Sebagai Peralihan Dari Satu Keadaan Ke Keadaan Lain.
Peristiwa-Peristiwa Yang Ditampilkan Dalam Sebuah Cerita Tidak Semua Berfungsi
Sebagai Pendukung Plot. Peristiwa Dapat Dibedakan Ke Dalam Tiga Jenis Yaitu
Peristiwa Fungsional, Kaitan, Dan Acuan. Peristiwa Fungsional Merupakan
Peristiwa-Peristiwa Yang Menentukan Dan Mempengaruhi Perkembangan Plot,
Peristiwa Kaitan Merupakan Peristiwa-Peristiwa Yang Berfungsi Mengkaitkan
Peristiwa-Peristiwa Penting, Dan Peristiwa Acuan Merupakan Peristiwa Yang Tidak
Secara Langsung Berpengaruh Atau Berhubungan Dengan Perkembangan Plot.
2) Konflik
Menurut Nurgiantoro, Konflik
Merupakan Kejadian Penting Yang Berupa Peristiwa Fungsional, Utama Atau Kernel.
Konflik Biasanya Berupa Peristiwa-Peristiwa Manusiawi Seru Yang Saling
Berkaitan Satu Dengan Yang Lain, Konflik Disini Cenderung Disenangi Pembaca.
Bentuk Konflik Dapat Dibedakan Ke Dalam Dua Katagori Yaitu Konflik Eksternal
Dan Internal. Konflik Eksternal Merupakan Konflik Yang Terjadi Antara Tokoh
Cerita Dengan Sesuatu Yang Di Luar Dirinya Biasa Dengan Lingkungan Alam Ataupun
Lingkungan Manusia. Sedangkan Konflik Internal Merupakan Konflik Yang Terjadi
Dalam Jiwa Seorang Tokoh Cerita.
3) Klimaks
Klimaks Menurut Staton, Merupakan
Saat Konflik Telah Mencapai Tingkat Intensitas Tetinggi Dan Sesuatu Itu Tidak
Dapat Dihindari Kejadiannya. Artinya Berdasarkan Kelogisan Cerita Peristiwa Itu
Memang Harus Terjadi Dan Tidak Dapat Dihindari. Jadi Klimaks Dapat Diartikan
Titik Pertememuan Antara Dua Hal Kejadian Atau Lebih Yang Dipertentangkan.
Beberapa Pengertian Alur Atau Plot
Tersebut Dapat Disimpulkan Bahwa Plot Merupakan Rangkaian Cerita Yang Berurutan
Dan Di Dalam Cerita Terdapat Sebuah Periatiwa, Konflik Dan Klimaks
4) Latar Atau Setting
Menurut Abrams, Menyatakan Bahwa
Latar Ialah Landas Lampu, Penyaran Pengertian Tempat Atau Lokasi, Hubungan
Waktu, Dan Lingkungan Sosial Tempat Terjadinya Suatu Peristiwa. Nurgiantoro
(Dalam Wahyuningtyas, 201:7) Membedakan Pengertian Latar Menjadi Tiga Unsur
Pokok, Yaitu (1) Latar Tempat Sasarannya Pada Lokasi Peristiwa Yang Terjadi
Dalam Cerita Karya Sastra Misalnya Di Desa, Kota, Tempat Hiburan Dan Lain
Sebagainya, (2) Latar Waktu Sasarannya Kapan Kejadian Peristiwa Yang Terjadi
Dalam Cerita Karya Sastra Misal Jam, Hari, Tahun Dan Musim, Dan (3) Latar
Sosial Sasarannya Pada Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Prilaku Kehidupan Sosial
Dalam Masyarakat Yang Diceritakan Dalam Karya Sastra Misalnya Kebudayaan,
Kebiasaan Hidup, Keyakinan, Pandangan Hidup, Cara Berfikir Dan Sikap.
Ciri Ciri Novel
Ciri-Ciri Novel Antara Lain:
Ditulis Dengan Gaya Narasi, Yang
Terkadang Dicampur Deskripsi Untuk Menggambarkan Suasana
Bersifat Realistis,Artinya Merupakan
Tanggapan Pengarang Terhadap Situasi Lingkungannya;
Jumlah Kata Lebih Dari 35.000 Buah
Jumlah Waktu Rata-Rata Yang
Dipergunakan Buat Membaca Novel Yang Paling Pendek Diperlukan Waktu Minimal 2
Jam Atau 120 Menit
Jumlah Halaman Novel Minimal 100
Halaman
Novel Bergantung Pada Pelaku Dan
Mungkin Lebih Dari Satu Pelaku
Novel Menyajikan Lebih Dari Satu
Impresi, Efek Dan Emosi
Skala Novel Luas
Seleksi Pada Novel Lebih Luas
Kelajuan Pada Novel Kurang Cepat
Unsur-Unsur Kepadatan Dan Intensitas
Dalam Novel Kurang Diutamakan.
Alur Ceritanya Cukup Kompleks.
3. Tujuan Novel
Hendak Memberikan Informasi Atau
Wawasan Dan Memperluas Pengetahuan
Memberikan Pengalaman Estetis Kepada
Pembaca
Menyampaikan Maksud Penulis Kepada
Pembaca
4. Manfaat Novei
Meningkatkan Memori Otak
Keterampilan Berpikir Kuat
Meningkatkan Kemampuan Mengolah
Emosi
Memindahkan Pembaca Ke Dunia
Khayalan
Merubah Perwatakan Si Pembaca
Memiliki Stimultan Mental
Mengubah Fungsi Otak
Dapat Mengurangi Situasi Kebosanan
Menambah Pengetahuan
Dapat Mengetahui Perluasan Kosakata
Menemukan Bahasa Baru
Ketenangan
Meningkatkan Kreativitas
Mengaspirasikan Seseorang Menjadi
Pemimpin Yang Baik
Semangat Hidup Lebih Tinggi
Mantap Mengenali Diri Sendiri Dan
Orang Lain
Menambah Nilai Pendidikan
5. Macam Novel
Ada Dua Macam Novel Secara Umum Yaitu:
Fiksi : Isi Cerita Novel Hanya
Berdasarkan Khayalan Penulis Dan Tidak Berdasarkan Cerita Nyata. Baik Dari Alur
Non Fiksi : Isi Cerita Novel
Berdasarkan Cerita Nyata.
• Jenis Novel
Berdasarkan Genre Cerita
1)
Novel Komedi Sesuai Namanya, Jenis Novel Ini Mengandung Unsur
Kelucuan Atau Membuat Orang Tertawa Dan Benar Benar Tertidur.
2)
Novel Horror Jenis Novel Yang Satu Ini Memiliki Cerita Yang
Menegangkan, Seram Dan Pastinya Membuat Pembaca Berdebar Debar, Umumnya
Bercerita Tentang Hal Hal Yang Mistis Atau Seputar Dunia Gaib.
3)
Novel Romantic Cerita Novel Yang Satu Ini Berkisah Seputar
Percintaan Dan Kasih Sayang Dari Awal Hingga Akhir.
4)
Novel Misteri Cerita Dan Jenis Novel Ini Lebih Rumit Karena Akan
Menimbulkan Rasa Penasaran Hingga Akhir Cerita.
5)
Novel Inspiratif Jenis Novel Yang Ceritanya Mampu Menginspiri
Banyak Orang, Umumnya Novel Ini Sarat Akan Pesan Moral Atau Hikmah Tertentu
Yang Bisa Di Ambil Oleh Pembaca Sehingga Pembaca Merasa Mendapat Suatu Dorongan
Dan Motivasi Untuk Melakukan Hal Yang Lebih Baik.
B.
Pengertian Puisi
Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya
Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran Serta Perasaan Dari Penyair Dan Secara
Imajinatif Serta Disusun Dengan Mengonsentrasikan Sebuah Kekuatan Bahasa Dengan
Pengonsentrasian Suatu Struktur Fisik Serta Struktur Batinnya. Puisi Ialah Seni
Tertulis Yang Menggunakan Bahasa Sebagai Kualitas Estetiknya (Keindahan). Puisi
Dibagi Menjadii Dua Yaitu 1. Puisi Lama Dan 2. Puisi Baru.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
1. H.B. Jassin
Menurut H.B. Jassin Menyatakan Bahwa
Puisi Adalah Sebuah Pengucapan Dengan Sebuah Perasaan Yang Didalamnya
Mengandung Sebuah Fikiran-Fikiran Dan Tanggapan-Tanggapan.
2. Ralph Waldo Emerson
Menurut Ralph Waldo Emerson
Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Mengajarkan Sebanyak Mungkin Dengan Kata-Kata Yang
Sedikit Mungkin.
3. Waluyo
Menurut Waluyo Menyatakan Bahwa
Puisi Ialah Sebuah Karya Sastra Dengan Bahasa Yang Dipadatkan, Dipersingkat Dan
Diberi Irama Dengan Bunyi Yang Padu Dan Pemilihan Sebuah Kata-Kata Kias
(Imajinatif).
4. Edwin Arlington Robinson
Menurut Edwin Arlington
Robinsonmenyatakan Bahwa Puisi Ialah Suatu Bahasa Yang Menyampaikan Sesuatu
Yang Sukar Hendak Dinyatakan, Tidak Diperkirakan Sama Dan Ada Puisi Yang Benar
Atau Sebaliknya.
5. Muhammad Hj. Salleh
Menurut Muhammad Hj. Salleh
Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Suatu Bentuk Sastra Yang Kental Dengan Music
Bahasa Serta Suatu Kebijaksanaan Penyair Dan Tradisinya. Dalam Hali Ini Segala
Kekentalan Itu, Maka Puisi Setelah Dibaca Akan Menjadikan Kita Lebih Bijaksana.
6. Usman Awang
Menurut Usman Awang Menyatakan Bahwa
Puisi Ialah Bukanlah Sebuah Nyanyian Orang Putus Asa Yang Mencari Sebuah
Ketenangan Dan Kepuasan Dalam Puisi Yang Ditulisnya.
7. Sastrasudjiman
Menurut Kamus Istilah Sastrasudjiman
Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Sebuah Ragam Sastra Yang Bahasanya Terikat Oleh
Sebuah Irama, Matra, Rima, Serta Sesuatu Penyusunan Larik Dan Bait.
8. Watt-Dunton
Menurut Watt-Dunton Mmenyatakan
Bahwa Puisi Ialah Sebuah Ekpresi Yang Kongkret Dan Yang Bersifat Artistik Dari
Suatu Pikiran Manusia Dalam Bahasa Emosional Dan Berirama.
9. Ralph Waldo Emerson
Menurut Ralph Waldo Emerson Menyatakan Bahwa Puisi Ialah Dalam Cara
Mengajarkan Sebanyak Mungkin Dengan Kata-Kata Sesedikit Mungkin.
10. Herman J. Waluyo
Menurut Herman J. Waluyo Menyatakan
Bahwa Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran
Dan Perasaan Penyair Secara Imajinatif Dan Disusun Dengan Mengonsentrasikan
Semua Kekuatan Bahasa Dengan Pengonsentrasian Sebuah Struktur Fisik Dan
Struktur Batinnya.
11. Djoko Pradopo
Menurut Djoko Pradopo Menyatakan
Bahwa Puisi Ialah Sebuah Hasil Aktivitas Pemadatan, Yaitu Suatu Proses
Penciptaan Dengan Cara Menangkap Kesan-Kesan Lalu Memadatkannya (Kondensasi).
12 Pradopo
Meurut Pradopo Menyatakan Bahwa
Puisi Ialah Suatu Aktivitas Yang Bersifat Pencurahan Jiwa Yang Padat, Yang
Bersifat Sugestif Dan Asosiatif.
13. John Keats
Menurut John Keats Menyatakan Bahwa
Puisi Ialah Sebuah Usaha Untuk Membaca Indah Dari Membayangkan Sebuah Narasi
Proses Pemikiran Atau Logis. Dia Tidak Menyiratkan Sebuah Puisi Yang Tidak
Masuk Akal Atau Tidak Mempunyai Narasi.
Jenis-Jenis Puisi
1. Puisi Lama
Puisi Lama Ialah Sebuah Puisi Yang
Masih Terikat Oleh Suatu Aturan-Aturan. Aturan Puisi Lama Ini Seperti Jumlah
Kata Yang Terdapat Dalam 1 Baris, Jumlah Barisnya Terdapat Dalam 1 Bait,
Persajakan Atau Rima, Banyak Suku Kata Pada Tiap Baris, Dan Irama.
Jenis-Jenis Puisi Lama
Ø Mantra Ialah
Suatu Ucapan-Ucapan Yang Masih Dianggap Mempunyai Suatu Kekuatan Gaib
Ø Pantun Ialah
Salah Satu Puisi Lama Yang Memiliki Ciri Yang Bersajak A-B-A-B, Pada Tiap
Barisnya Terdiri Atas 8 Hingga 12 Suku Kata, Pada 2 Baris Awal Pantun Disebut
Dengan Sampiran, Pada 2 Baris Berikutnya Disebut Dengan Sebagai Isi, Tiap Bait
4 Baris.
Ø Karmina Ialah
Salah Satu Jenis Pantun Yang Kilat Seperti Sebuah Pantun Tetapi Sangat Pendek.
Ø Seloka Ialah
Sebuah Pantun Yang Berkaitan.
Ø Gurindam Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Terdiri Dari Tiap Bait 2 Baris, Yang Bersajak
A-A-A-A, Dan Biasanya Berisi Sebuah Nasihat.
Ø Syair Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Bersumber Dari Sebuah Negara Arab Dan Yang
Mempunyai Ciri Pada Tiap Bait 4 Baris, Bersajak A-A-A-A, Yang Biasanya Berisi Sebuah
Nasihat Atau Sebuah Cerita.
Ø Talibun Ialah
Sebuah Pantun Genap Yang Tiap Baitnya Terdiri Dari Sebuah Bilangan Genap
Seperti 6, 8, Ataupun 10 Baris.
Ciri-Ciri Puisi Lama
Ø Puisi Lama
Mempunyai Ciri-Ciri Yang Bisanya Berupa Puisi Rakyat Dan Tidak Ada Nya Nama Sih
Pengarangnya.
Ø Pada Puisi Lama
Masih Terikat Oleh Berbagai Suatu Aturan-Aturan Yang Seperti Dari Jumlah Baris
Pada Setiap Baitnya, Sajak Serta Jumlah Suku Kata Pada Setiap Barisnya.
Ø Pusi Lama
Biasanya Disampaikan Dari Mulut Ke Mulut Dan Bisa Disebut Dengan Sastra Lisan.
Ø Pada Puisi Lama
Menggunakan Sebuah Majas Atau Suatu Gaya Bahasa Tetap Dan Klise.
Ø Pada Puisi Lama
Biasanya Berisikan Tentang Sebuah Kerajaan, Fantastis, Serta Istanasentris.
2. Puisi Baru
Puisi Baru Ialah Sebuah Puisi Yang
Sudah Tidak Terikat Oleh Suatu Aturan, Berbeda Dengan Puisi Lama. Puisi Baru
Mempunyai Sebuah Bentuk Yang Lebih Bebas Dibandingkan Dengan Puisi Lama Baik
Dalam Jumlah Baris, Suku Kata, Ataupun Rima.
Jenis-Jenis Puisi Baru
Ø Balada Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Baru. Balada Ialah Sebuah Puisi Tentang Cerita. Balada
Terdiri Dari 3 Bait Dan Masing-Masing Dengan 8 Larik Serta Dengan Suatu Skema
Rima A-B-A-B-B-C-C-B. Lalu Skema Rima Nya Berubah Menjadi A-B-A-B-B-C-B-C. Pada
Larik Terakhir Dalam Suatu Bait Pertama Digunakan Refren Dalam Bait-Bait
Selajutnya.
Ø Himne Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Digunakan Sebagai Sebuah Pujaan Untuk Tuhan, Tanah
Air, Atau Seorang Pahlawan.
Ø Ode Ialah Salah
Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Sanjungan Bagi Orang Yang Telah
Berjasa. Pada Puisi Ini Nada Serta Gayanya Sangat Resmi, Yang Bernada Sangat
Anggun, Dan Membahas Sesuatu Yang Mulia, Mempunyai Sifat Yang Menyanjung Baik
Itu Terhadap Pribadi Tertentu Atau Suatu Peristiwa Umum.
Ø Epigram Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Mempunyai Isi Berupa Tuntunan Atau Suatu Ajaran
Hidup.
Ø Romansa Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Luapan Perasaan Penyair
Tentang Sebuah Cinta Kasih.
Ø Elegi Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Berisikan Tentang Sebuah Kesedihan.
Ø Satire Salah
Satu Jenis Puisi Yang Yang Isinya Berisikan Tentang Sebuah Sindiran Atau Suatu
Kritikan.
Ø Distikon Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Pada Tiap Baitnya Terdiri Dari 2 Baris (Puisi 2
Seuntai).
Ø Terzinaa Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Yang Pada Tiap Baitnya Terdiri Dari 3 Baris (Puisi 3
Seuntai).
Ø Kuatrain Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 4 Baris (Puisi 4 Seuntai).
Ø Kuint Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 5 Baris (Puisi 5 Seuntai).
Ø Sektet Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 6 Baris (Puisi 6 Seuntai).
Ø Septime, Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Di Tiap Baitnya Terdiri Dari 7 Baris (Puisi 7 Seuntai).
Ø Oktaf Atau
Stanza Ialah Salah Satu Jenis Puisi Baru Yang Mempunyai Ciri Pada Tiap Baitnya
Terdiri 8 Baris (Double Kutrain Atau Bisa Disebut Dengan Puisi 8 Seuntai).
Ø Soneta Ialah
Salah Satu Jenis Puisi Baru Yang Mempunyai Ciri Yaitu Terdiri Dari 14 Baris
Yang Terbagi Menjadi 2, Pada 2 Bait
Pertama Masing-Masing Terdiri Dari 4 Baris Dan Pada 2 Bait Kedua Masing-Masing
3 Baris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Ø Dapat Diketahui
Nama Si Pengarangnya
Ø Pada Suatu
Perkembangannya Secara Lisan Serta Tertulis.
Ø Puisi Baru
Tidak Terikat Dengan Berbagai Aturan-Aturan Seperti Rima, Jumlah Baris Dan Suku
Kata.
Ø Pada Puisi Baru
Menggunakan Majas Yang Dinamis Atau Berubah-Ubah.
Ø Yang Berisikan
Tentang Sebuah Kehidupan.
Ø Pada Puisi Baru
Biasanya Lebih Banyak Memakai Sajak Pantun Dan Syair.
Ø Mempunyai
Sebuah Bentuk Yang Lebih Rapi Dan Simetris.
Ø Mempunyai
Sebuah Rima Akhir Yang Teratur.
Ø Pada Puisi
Tiap-Tiap Barisnya Berupa Sebuah Kesatuan Sintaksis.
Unsur-Unsur Puisi
Puisi Harus Mempunyai 2 Unsur Ini
Yaitu Struktur Fisik Dan Struktur Batin Puisi,
1.
Struktur Fisik Puisi
Ø Perwajahan
Puisi (Tipografi), Yaitu Suatu Bentuk Puisi Yang Seperti Halaman Yang Tidak
Dipenuhi Dengan Kata-Kata, Tepi Kanan-Kiri, Pengaturan Barisnya, Hingga Pada
Baris Puisi Yang Tidak Selalu Dimulai Dengan Huruf Kapital Dan Diakhiri Dengan
Tanda Titik. Hal Tersebut Menentukan Sebuah Pemaknaan Terhadap Puisi.
Ø Diksi Adalah
Pemilihat Kata-Kata Yang Dilakukan Oleh Sih Penyair Dalam Sebuah Puisinya.
Karena Puisi Ialah Sebuah Bentuk Karya Sastra Yang Sedikit Kata-Katanya Bisa
Mengungkapkan Banyak, Oleh Karena Itu Kata-Katanya Harus Dipilih Secermat
Mungkin. Pada Pemilihan Kata-Kata Dalam Sebuah Puisi Erat Kaitannya Dengan
Makna, Keselarasan Bunyi, Dan Urutan Kata.
Ø Imaji, Ialah
Sebuah Kata Atau Susunan Kata Yang Mengungkapkan Sebuah Pengalaman Indrawi,
Misalnya Sebuah Penglihatan, Pendengaran, Dan Perasaan. Imaji Ini Terbagi Atas
Tiga Yaitu Imaji Suara (Auditif), Imaji Penglihatan (Visual), Dan Imaji Raba
Atau Sentuh (Imaji Taktil). Imaji Mengakibatkan Sih Pembaca Seakan-Akan
Melihat, Mendengar, Dan Merasakan Apa Yang Dialami Oleh Penyair.
Ø Kata Konkret,
Ialah Sebuah Kata Yang Memungkinkan Memunculkan Sebuah Imaji Karena Bisa
Ditangkap Indera Yang Mana Kata Ini Berhubungan Dengan Suatu Kiasan Atau
Lambang. Seperti Kata Konkret "Salju" Yang Dimana Melambangkan Sebuah
Kebekuan Cinta, Kehampaan Hidup, Dll, Sedangkan Pada Kata Kongkret "Rawa-Rawa"
Melambangkan Sebuah Tempat Kotor, Tempat Hidup, Bumi, Kehidupan Dan Lain
Sebaginya.
Ø Gaya Bahasa,
Ialah Suatu Penggunaan Bahasa Dengan Menghidupkan Atau Meningkatkan Suatu Efek
Dan Menimbulkan Sebuah Konotasi Tertentu Dengan Bahasa Figuratif Yang
Menyebabkan Sebuah Puisi Menjadi Prismatis, Yang Artinya Memancarkan Banyak
Makna Atau Kaya Makna. Gaya Bahasa Ini Disebut Dengan Majas. Macam-Macam Majas
Yaitu Antara Lain Metafora, Simile, Personifikasi, Litotes, Ironi, Sinekdoke,
Eufemisme, Repetisi, Anafora, Pleonasme, Antitesis, Alusio, Klimaks,
Antiklimaks, Satire, Pars Pro Toto, Totem Pro Parte, Hingga Paradoks
Ø Rima/Irama
Ialah Sebuah Persamaan Bunyi Puisi Yang Baik Di Awal, Tengah, Dan Akhir Baris
Puisi. Rima Mencakup Yakni: Onomatope (Sebuah Tiruan Terhadap Bunyi Seperti
/Ng/ Yang Memberikan Suatu Efek Magis Puisi Staudji C. B); Bentuk Intern Pola
Bunyi (Aliterasi, Asonansi, Persamaan Akhir, Persamaan Awal, Sajak Berselang,
Sajak Berparuh, Sajak Penuh, Repetisi Bunyi (Kata), Dan Sebagainya; Pengulangan
Sebuah Kata/Ungkapan Ritma Ialah Tinggi Rendah, Panjang Pendek, Keras Lemahnya
Bunyi. Rima Sangat Menonjol Dalam Pembacaan Sebuah Puisi.
2.
Struktur Batin Puisi
Ø Tema/Makna
(Sense); Media Pusi Ialah Suatu Bahasa. Tataran Bahasa Ialah Suatu Hubungan
Tanda Dengan Makna, Maka Pusi Harus Mempunyai Sebuah Makna Ditipa Kata, Baris,
Bait, Dan Makna Keseluruhan.
Ø Rasa (Feeling)
Yaitu Suatu Sikap Penyair Yang Mengenai Pokok Permasalahan Yang Terdapat Di
Dalam Puisinya. Pengungkapan Tema Dan Rasa Erat Kaitannya Akan Sebuah Latar
Belakang Sosial Dan Psikologi Penyair, Misalnya Seperti Latar Belakang
Pendidikan, Agama, Jenis Kelamin, Kelas Sosial, Kedudukan Dalam Sebuah
Masyarakat, Usia, Pengalaman Sosiologis Dan Psikologis, Dan Dalam Pengetahuan.
Pada Kedalaman Pengungkapan Sebuah Tema Dan Ketetapan Dalam Menyikapi Sebuah
Masalah Tidak Tergantung Dari Sebuah Kemampuan Penyair Memilih Sebuah
Kata-Kata, Rima, Gaya Bahasa, Dan Bentuk Puisi Saja, Namun Juga Dari Sebuah
Wawasan, Pengetahuan, Pengalaman, Dan Keperibadian Yang Terbentuk Oleh Suatu
Latar Belakang Sosiologis Dan Psikologisnya.
Ø Nada
(Tone) Ialah Suatu Sikap Penyair
Terdapat Pembacanya. Nada Berhubungan Dengan Tema Dan Rasa. Penyair Bisa
Menyampaikan Suatu Tema Baik Dengan Suatu Nada Yang Menggurui, Mendikte,
Bekerja Sama Dengan Pembaca Dalam Pemecahan Sebuah Masalah, Menyerahkan Masalah
Kepada Sih Pembaca, Dengan Nada Sombong, Menganggap Bodoh Dan Rendah Pembaca,
Dan Lain Sebagainya.
Ø Amanat/Tujuan
Maksud (Intention) Yaitu Sebuah Pesan Yang Akan Disampaikan Oleh Sih Penyair
Kepada Sih Pembaca Yang Terdapat Di Dalam Puisi Tersebut.
Langkah-Langkah Menulis Puisi :
3.
Menentukan Tema
Tema Adalah Suatu Gagasan Yang Kamu
Tuangkan Dalam Sebuah Bentuk Puisi. Misalkan Puisi Bertemakan Tentang
Lingkungan Masyarakat, Keindahan Alam, Kasih Sayang Dan Sebagainya..
4.
Suasana Puisi
Suasana Puisi Maksudnya Suatu
Gambaran Tentang Perasaan Seseorang Dalammembuat Puisi. Jika Sedang Bahagia Bahasa Yang
Digunakan Harulah Romantis, Lembut, Dan Indah. Begitu Juga Sebaliknya Jika
Suasana Yang Dirasakan Sedang Sedih, Bimbang, Penggunaan Bahasa Dalam Membuat
Puisi Menggunakan Bahasa Yang Sinis Dan Keras.
5.
Mendaftar Kata-Kata Yang Sesuai
Dalam Puisi Haruslah Mendaftar Atau
Menggunakan Kata-Kata Yang Diwarnai Dengan Ungkapan Yang Bermakna. Misalnya
Ibu, Luasnya Semesta Tak Seluas Rasaku Padamu.
6.
Memilih Diksi
Diksi Adalah Pemilihan Kata.
Kata-Kata Dalam Setiap Puisi Haruslah Cenderung Menggunakan Kata-Kata Yang
Memberikan Nilai Rasa Tertentu.
Dengan Demikian, Puisi Adalah Suatu
Ungkapan Yang Dirasakan Dalam Hati Dan Dituangkan Dalam Sebuah Tulisan.
Penulisan Puisi Haruslah Menggunakan Kata-Kata Yang Sesuai. Jika Sedang
Bahagia, Gunakanlah Kata-Kata Dan Bahasa Yang Menggambarkan Tentang Kebagiaan.
Dalam Penulisan Puisi Haruslah Menggunakan Langkah-Langkah Yang Telah Tertera
Diatas. Pembacaannyapun Harus Menggunakan Intonasi, Ekspresi Dan Pelafalan Yang
Baik Dan Benar. Agar Pendengar Dapat Menikmati Dan Memahami Tujuan Dari Puisi
Tersebut. Jangan Lupa Baca Juga
Mengetahui Unsur Intrinsik Dari Cerpen,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Novel Adalah Suatu Bentuk Karya
Sastra Yang Berbentuk Prosa Yang Mempunyai Unsur-Unsur Intrinsik Dan
Ekstrinsik. Atau Definisi Novel Adalah Novel Yaitu Suatu Bentuk Dari Sebuah
Karya Sastra, Novel Merupakan Kisah Atau Cerita Fiksi Dalam Bentuk
Tulisan/Kata-Kata Dan Memiliki Unsur Instrinsik Dan Juga Unsur Ekstrinsik.
Puiisi Ialah Sebuah Bentuk Karya
Sastra Yang Mengungkapkan Suatu Pikiran Serta Perasaan Dari Penyair Dan Secara
Imajinatif Serta Disusun Dengan Mengonsentrasikan Sebuah Kekuatan Bahasa Dengan
Pengonsentrasian Suatu Struktur Fisik Serta Struktur Batinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnain, Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia Di TVRI, Pusat
Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta. 1990
Rahardi, Kunjuna, Penyuntingan Bahasa Indonesia Untuk Karang
Mengarang, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2002
Arifin E. Zaenal dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia,
Akapres, Jakarta, 2004
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق